[ad_1]
”HUJAN Jangan Marah biar Kami Saja Saling Marah”. Deretan kata liris di kaus milik I Wayan Gilang itu demikian berarti buatnya. Kaus hitam dengan huruf putih di bagian dada tersebut merupakan karya kolaborasi perupa Eko Nugroho dengan band Efek Rumah Kaca (ERK).
”Saya punya 10 kaus dan 2 jaket produk DGTMB (merek Eko Nugroho, Red). Dua yang paling spesial. Salah satunya ya hasil kolaborasi dengan ERK ini,” kata Gilang. ”Kalau kolaborasi bareng artis, pasti produksinya lebih sedikit lagi ketimbang produk umumnya,” tambah laki-laki 30 tahun tersebut.
Gilang yang sempat tinggal di Solo beberapa tahun lalu rela bepergian sekitar 140 kilometer pergi pulang untuk membeli produk DGTMB di Jogja. Sebagai salah seorang penikmat seni dan pengagum Eko, Gilang merasa sama sekali tidak rugi menempuh jarak tersebut.
Dihubungi melalui sambungan telepon kemarin (5/6), sejak lama dia mengoleksi kaus produk DGTMB. Gilang merasa puas dengan produk milik Eko lantaran desain visualnya unik sehingga layak didapatkan. ”Apalagi, nggak banyak yang punya. Privat gitu kan. Jadi, kesan eksklusifnya dapat banget sih,” tutur Gilang.
Selain itu, bahan kaus yang digunakan DGTMB bagus dan awet. Jadi, merogoh kocek ratusan ribu rupiah bukan masalah untuknya. Menurut Gilang, membeli produk para seniman sama dengan mendukung proses seni mereka.
Selain produk DGTMB, dia mengoleksi FRDSTVY atau merek kaus yang dikembangkan Farid Stevy. ”Tapi, yang karya Farid sisa tiga. Soalnya, beberapa udah dikasih ke adik,” kata pria yang bekerja di salah satu maskapai penerbangan tersebut.
Baca juga: Secara Bisnis Belum Ideal, tapi Setidaknya Sudah Merdeka
Dia menyatakan, hasil karya dua seniman itu sama-sama memiliki ciri khas atau identitas dan keunikan tersendiri. Eko kuat secara visual, sedangkan Farid solid di kata-kata.
Gilang mengungkapkan, ada satu kaus project T-shirt Farid yang sampai sekarang belum berhasil didapatkannya. Yakni, project merchandise karya Farid sewaktu masih menjadi personel grup band Jenny. Menurut dia, edisi kaus tersebut memiliki desain yang ikonik sehingga hanya dicetak sedikit. Berbagai upaya dia lakukan demi bisa mendapatkan kaus impiannya tersebut. Mulai memantau akun media sosial Farid hingga mengirimkan pesan melalui direct message supaya kaus itu dicetak ulang. ”Cuma dibalas senyum sih. Padahal, udah empat tahun nih nunggu,” ungkap Gilang.
Baca juga: Dari Kanvas ke Kaus, Penanda Zaman untuk Seni yang Tak Berjarak
Nah, terkait dengan kaus DGTMB yang masuk kategori produk layak koleksi, sang seniman, Eko Nugroho, menyambut gembira. Apalagi, respons anak muda kiwari terhadap mereknya itu sangat positif. ”Tentu ini membuat saya sangat bahagia,” ujar Eko.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!