Kontak Erat dengan PMI Terinfeksi B117, Warga Brebes Jalani Isoman

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Pelacakan terhadap kontak erat pekerja migran Indonesia (PMI) yang pernah terinfeksi mutasi virus Covid-19 dari Inggris (B117) harus diperluas. Sebab, A, satu di antara dua PMI tersebut, diketahui pulang ke Brebes setelah datang ke rumahnya di Karawang.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes yang mendapat instruksi dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah langsung bergerak melakukan penelusuran, pelacakan, dan tes terhadap semua kontak erat keluarga kemarin pagi (4/3). Satu keluarga di Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, itu kemudian diwajibkan menjalani isolasi mandiri secara ketat.

Kepala Dinkes Brebes dr Sartono kepada Radar Tegal mengungkapkan penelusuran dan pelacakan terhadap kontak erat tersebut. Fokusnya adalah melakukan rapid test antigen serta pengambilan sampel swab nasofaring dan orofaring terhadap A, 47, seorang ibu yang baru pulang dari Arab Saudi. Juga pengambilan serum 2,5 cc dari delapan orang. Hasilnya langsung dikirimkan ke Balitbangkes Jakarta.

”PMI asal Brebes yang pulang kampung itu sempat terkonfirmasi positif B117. Bahkan selesai menjalani karantina di wisma atlet. Karena dinyatakan negatif, dia pulang. Tapi, untuk mengantisipasi bahaya mutasi virus, dilakukanlah tracing,” paparnya.

Sartono menyatakan, hasil rapid test antigen delapan orang dinyatakan negatif. Namun, mengacu SOP penanganan sesuai dengan SE Kemenkes terbaru, mereka harus menjalani isolasi mandiri. Tujuannya, memastikan muncul atau tidaknya gejala klinis selama batas waktu inkubasi virus. Apalagi, hasil penelitian Inggris terhadap B117 menunjukkan bahwa tingkat keganasan mutasi virus korona itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis lainnya. ”Virus pasti akan selalu bermutasi. Tapi, manusia juga pasti beradaptasi. Jadi, kuncinya, jangan takut dan tetap waspada dengan menerapkan prokes,” tuturnya.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Imam Budi Santoso menyampaikan, teknis isolasi mandiri satu keluarga PMI yang bekerja di Arab Saudi tersebut dipastikan lebih ketat dengan pengawasan penuh Satgas Covid-19 tingkat desa. Sebab, sebelum hasil uji lab sampel serum, nasofaring, dan orofaring keluar, delapan orang itu harus dipastikan tidak kontak dengan orang lain.

Dari Jakarta, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan di Indonesia masih efektif dalam melawan B117, varian baru Covid-19 dari Inggris. ”Kami meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan dampak masuknya varian B117 terhadap efikasi vaksin,” kata Wiku sembari mengingatkan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Dia menjelaskan, seiring dengan proses mutasi virus Covid-19, para ahli dan peneliti, baik di Indonesia maupun di luar negeri, terus melakukan penelitian. Tujuannya, mengetahui apa saja implikasi dari varian baru tersebut sebagai bahan pertimbangan dan solusi untuk menghadapinya.

Di sisi lain, petugas di lapangan akan memperketat proses skrining. ”Hal ini dilakukan demi mencegah masuknya varian baru dari negara lain maupun dari satu daerah ke daerah lainnya,” ujarnya.

Sejauh ini beberapa virus varian baru Covid-19 tercatat menyebar secara global sejak kemunculan virus orisinal pada akhir 2019 di Wuhan, Tiongkok. Yakni, varian B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi B117, dan P1 dari Brasil. Temuan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menunjukkan bahwa sejauh ini Indonesia menyetorkan 495 whole genome sequencing (WGS). Sebanyak 471 di antaranya adalah WGS yang komplet. Varian terbanyak, yaitu D164G, ditemukan di Indonesia sejak April 2020. Hingga Februari 2021, seluruh WGS yang dilaporkan bervarian D164G. ”Namun, menurut data pelaporan WGS terbaru oleh Balitbangkes, ada dua WGS yang memiliki varian B117 dari sampel yang diambil pada Februari 2021,” ungkap Wiku.

Pernyataan Wiku soal efektivitas vaksin Sinovac itu berbeda dengan penjelasan peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Wien Kusharyoto. Menurut Wien, vaksin Sinovac yang sudah digunakan di Indonesia saat ini belum menjamin efektif mencegah infeksi mutasi Covid-19 asal Inggris. ’’Belum ada jaminan vaksin Sinovac dapat mencegah seseorang dari infeksi oleh varian virus tersebut,’’ jelas Wien Kusharyoto tadi malam.

Wien menambahkan, lebih tepat kalau disebut bahwa vaksin Sinovac tetap efektif mencegah kemungkinan seseorang terjangkit Covid-19 yang parah. Atau, harus masuk rumah sakit karena terinfeksi varian tersebut. Jadi, bukan lantas setelah divaksin, orang menjadi 100 persen kebal terhadap infeksi mutasi B117 itu. Beberapa studi malah menyebutkan, efikasi beberapa vaksin yang digunakan sedikit berkurang terhadap varian tersebut.

Baca juga: Mutasi Virus Korona B117 Ancam Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia

Di bagian lain, Presiden Joko Widodo juga mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir terhadap dua kasus positif Covid-19 dengan virus yang telah bermutasi. Apalagi, dua orang tersebut telah negatif. ”Belum ada penelitian yang menyatakan bahwa varian baru ini (lebih) mematikan,” ungkap Jokowi.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.