[ad_1]
Lantai kayu masih menjadi idaman banyak pemilik rumah. Tampilannya elegan dan tangguh. Namun, bagi yang memiliki bujet terbatas, laminate flooring bisa jadi alternatif.
—
LAMINATE flooring terbilang jarang didengar jika dibandingkan dengan vinil. Menurut Arie Setyadi, material itu terbuat dari beberapa lapis HDF (high-density fiberboard) yang dipadatkan. Bagian atasnya dilaminasi dengan corak kayu. ”Material ini tergolong ramah lingkungan karena bahan utamanya serbuk kayu,” urai konsultan konstruksi bangunan tersebut.
Beberapa di antaranya bahkan sudah mengantongi sertifikat green product. Arie menilai, laminate flooring aman untuk anak-anak, bayi, maupun lansia. Sebagian besar lantai laminasi telah lolos tes grade E1, yang berarti rendah emisi formaldehida.
Sementara itu, instalasi material tersebut juga terbilang mudah. Laminate flooring menggunakan sistem kunci atau click sehingga gampang dibongkar pasang tanpa melukai permukaan lantai di bawahnya. Setelah dilepas, lembaran pun tetap bisa digunakan lagi. ”Bisa dilepas pasang hingga tiga kali. Daya click-nya masih baik,” ungkap pria yang juga menjabat product manager Goodrich Gallery tersebut.
Dalam pemasangan, ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi. Yaitu, bersih, kering, dan rata. Pemasangan diawali melapisi lantai dengan polyvinyl film dan foam. Dua lapisan itu wajib dipasang untuk lantai baru maupun existing. Lapisan polyvinyl film berfungsi menahan kelembapan. Foam setebal 2 mm digunakan untuk ”meratakan” permukaan sekaligus meredam suara. ”Jadi, umpama dipasang di atas keramik, bagian nat-nya nggak terlihat di laminate flooring,” jelasnya.
Karena berbahan dasar kayu, Arie menjelaskan bahwa laminate flooring masih memiliki daya muai dan susut. ”Harus ada jarak antara lantai dan dinding. Kalau nggak, lantai bisa renggang atau mencuat naik,” ungkap alumnus Teknik Sipil Universitas Trisakti, Jakarta, tersebut. Gapnya tidak harus besar. Hanya sekitar 8 mm sesuai ketebalan lantai.
Lantai laminasi juga tidak menuntut perawatan rumit. Arie mengungkapkan bahwa material tersebut tahan noda hingga nyala puntung rokok. Plus, mudah dibersihkan dengan menyapu dan mengepel. ”Nggak disarankan pakai cairan pembersih keramik, terutama untuk toilet. Sebab, permukaannya bakal bebercak,” ujarnya.
Arie menyebutkan, laminate flooring untuk hunian umumnya memiliki AC (abrasion class) di kisaran 3. Indeks itu menunjukkan ketahanan material terhadap gesekan. Impact class (IC) atau tingkat ketahanan material terhadap benturan ada di IC32. Dengan indeks AC dan IC tersebut, laminate flooring terbilang pas untuk area dalam rumah. ”Meski kuat, laminate flooring tetap tidak disarankan untuk pemakaian outdoor. Lebih pas untuk indoor,” tegasnya.
KARAKTERISTIK LAMINATE FLOORING
- Warna relatif tahan terhadap paparan sinar matahari.
- Mudah dibersihkan dari noda membandel (coretan krayon, saus, dll).
- Tidak membutuhkan finishing ulang.
- Tahan goresan atau benturan.
- Muai-susut relatif kecil dan stabil.
- Jika pemasangan presisi dan baik, tidak akan muncul crack.
TIP & TRIK
- Jika suhu tempat tinggal terbilang tinggi atau rendah (atau memiliki selisih suhu siang-malam tinggi), jarak untuk muai-susut bisa ditambah hingga 15 mm.
- Ruangan untuk peralatan olahraga atau traffic tinggi disarankan menggunakan laminate flooring dengan AC4 dan tingkatan impact class yang lebih tinggi.
- Bahan lantai laminasi masih berisiko diserang rayap dan lembap. Jika ada dua risiko tersebut di ruangan, sebaiknya lebih dulu diatasi.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!