[ad_1]
Jakarta IDN Times – Isu tak sedap sempat menghampiri Timnas U-19 pada Desember 2020. Dikabarkan, terjadi jual beli kursi manajer skuat Garuda Muda yang melibatkan nama Dodi Alex Reza Noerdin.
Wartawan senior, Joseph Erwiyantoro, mengungkapkan, beberapa pihak yang terlibat harus menjalani proses hukum. Ia bahkan menyerukan kepada Menpora untuk berani memecat mereka yang terlibat.
“Yang terlibat sudah jelas. Menpora dalam kapasitasnya sebagai Ketua INAFOC bisa memecat mereka-mereka yang terlibat,” kata Toro dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (1/1/2021).
1. Toro menyebut Badan Yudisial PSSI harus segera diberi surat tugas
Toro juga meminta PSSI harus segera memberi tugas kepada Badan Yudisial. Hal itu semata agar mereka dapat segera menindaklanjuti kasus ini.
“Komisi Yudisial itu sudah dikukuhkan oleh KONI, tapi hingga sekarang belum ada surat tugasnya. Gimana mereka bisa bekerja?” ujarnya.
2. PSSI sudah memanggil nama yang terlibat ke Badan Yudisial
Begitu isu ini merebak pada Desember 2020 lalu, PSSI melalui Badan Yudisial sudah memanggil nama-nama yang diduga terlibat. Mereka adalah Achmad Haris dan Djoko Purwoko.
Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengungkapkan, apapun keputusan Badan Yudisial nantinya, harus dihormati semua pihak. PSSI pun akan menerapkan asas praduga tak bersalah dalam masalah ini.
“Kedua orang tersebut akan dipanggil oleh Badan Yudisial. Ketua Umum PSSI juga mendukung. Sebenarnya secara lisan, PSSI sudah mendapat laporan dari Haris dan Djoko soal kasus ini. Namun, secara lembaga, PSSI perlu mengklarifikasi secara resmi agar semua pernyataannya bisa dipertanggungjawabkan,’’ kata Yunus, dilansir situs resmi PSSI.
“Asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) tetap harus dikedepankan. Anda tidak bisa menuduh seseorang dengan asumsi liar di media sosial. Itu sebabnya Badan Yudisial akan memanggil keduanya guna dimintai keterangan,’’ lanjut dia.
3. Achmad dan Djoko mengaku tidak terlibat
Melalui keterangan resminya, Achmad membantah terlibat dalam proses jual beli kursi manajer Timnas U-19. Ia menyebut, isi keterangan di kuitansi tidak menyinggung sama sekali perkara jual beli kursi manajer Timnas.
“Sekarang gini, ya, yang tertera di kuitansi itu apa tulisannya? Itu tiket Piala Dunia dan cuma sekadar bisnis. Apa salah kalau mau berbisnis?” kata Achmad.
“Saya tidak tahu apa-apa soal isu yang lain. Sekarang tinggal dilihat saja apa itu keterangan di kuitansinya,” sambungnya.
Setali tiga uang, Djoko juga membantah narasi soal jual beli kursi manajer Timnas U-19 ini. Ia malah menuduh ada pihak-pihak yang tidak senang dengan Ketum PSSI, Mochamad Iriawan, serta Dodi Reza Alex Noerdin selaku mantan petinggi Sriwijaya FC.
“”Kuitansi itu juga tak ada kaitannya (narasi jual-beli jabatan manajer). Memang tidak boleh pesan tiket jauh-jauh hari? Saya pernah juga tinggal di luar negeri pesan tiket Liga Champions. Saya orang bola dan paham bagaimana pemesanan tiket,” ujar Djoko.
“Sangat bohong (jual beli-jabatan). Itu orang-orang politik dari pihak yang tak suka pak Dodi dan pak Ketum PSSI. Saya juga pernah ada di Ketua Umum PSSI era Pak Edy Rahmayadi, ya, kurang lebih begitu saja, polanya sama,” tegasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!