Luhut: Pemerintah Terus Dorong Rencana Pembangunan Rendah Karbon

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan apresiasi terhadap upaya pencegahan pemanasan global dan pengurangan emisi karbon diwujudkan dalam Paris Agreement pada 2015, yang bertujuan untuk mencegah kenaikan suhu global kurang dari 2 derajat Celcius. Hal itu rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang dan Menengah 2020-2021 untuk mensukseskan rencana pembangunan rendah karbon.

Indonesia adalah salah satu negara yang telah meratifikasi Paris Agreement dan telah mencanangkan target pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen dengan upaya sendiri. Serta pengurangan 41 persen dengan dukungan
internasional pada 2030 sebagai bentuk komitmennya.

Menurutnya, pemerintah terus memberikan dorongan berupa dukungan kebijakan fiskal dan non fiskal, semata-mata demi meningkatkan nilai tambah industri seiring kebijakan transisi energi yang lebih bersih. Selain itu, untuk memenuhi tujuan ke arah pembangunan rendah karbon, pemerintah terus mendukung dan menjadi bagian dari komitmen Paris Agreement melalui ekonomi rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim.

Baca Juga: Ada 2 Sektor Potensial untuk Perdagangan Karbon di Indonesia

“Hal ini akan dicapai melalui berbagai sektor seperti kehutanan, pertanian, limbah, energi, transportasi, dan industri,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (7/5).

Luhut menegaskan, Indonesia berkomitmen dan optimis dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sesuai target yang telah dicanangkan. Berbagai kebijakan, inisiatif, program dan stimulus yang dilakukan pemerintah saat ini diharapkan dapat mendorong pengurangan emisi karbon dengan cara yang paling efektif dan efisien.

Sementara, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia Dian Andyasuri menyampaikan, komitmennya untuk terus berkontribusi dengan mengembangkan portofolio yang kompetitif dan mendorong Indonesia menuju masa depan energi yang lebih bersih melalui berbagai inisiatif bisnis maupun sosial.

Hal ini sejalan dengan strategi Powering Progress yang dicanangkan Shell secara global untuk mempercepat transisi bisnis menuju perusahaan energi dengan net-zero emission pada tahun 2050. “Strategi ini sejalan dengan Paris Agreement dan agenda Pemerintah Indonesia dalam menahan laju pemanasan global,” tuturnya.

Menurutnya, perubahan signifikan di industri energi adalah salah satu cermin dari tantangan dan peluang di tingkat global dan nasional. Tentunya membutuhkan inovasi dan solusi untuk dapat menghadapinya secara efektif.

“Sangatlah penting bagi kita semua yang hadir di forum ini, termasuk seluruh pelaku industri, untuk dapat bekerjasama guna mewujudkan agenda penyediaan dan solusi energi yang lebih bersih dalam mendukung kesuksesan transisi energi di Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” ungkapnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.