Makin Marak Hoax Cairan Vaksin Mengandung Magnet

oleh

[ad_1]

KABAR vaksin Covid-19 mengandung magnet begitu cepat menyebar di aplikasi percakapan. Informasi itu secara berkala di-posting di berbagai grup WhatsApp dan Facebook. Isinya menyebutkan bahwa setiap orang yang sudah disuntik vaksin memiliki tarikan magnet. Katanya, itulah lokasi chip yang akan mengontrol si penerima vaksin.

”Orang yg sudah di SUNTIK VAKSIN memiliki magnet di dalam tubuh nya. Tepat di mana bagian tubuh yg disuntik vaksin, coba tempelkan magnet atau uang logam di bagian kulit yg di suntik, maka akan ada tarikan magnet. itulah CHIP yang akan mengontrol diri kita seumur hidup,” begitu narasi yang beredar di WhatsApp beberapa hari terakhir.

Informasi itu disertai video yang diklaim sebagai bukti bahwa titik bekas suntikan memiliki daya magnet. Di YouTube juga semakin banyak pihak yang membuat video serupa, menempelkan uang logam ke lengan yang sebelumnya disuntik vaksin. Semuanya menyebut bahwa bekas suntikan itu mengandung magnet.

Tim Jawa Pos mencoba meletakkan sejumlah benda logam di lengan yang bekas disuntik vaksin. Mayoritas memang menempal akibat kondisi lengan yang lembap atau berkeringat. Namun ketika lengan itu ditaburi bedak, logam-logam tersebut tak lagi bisa menempel. Beda halnya dengan magnet sungguhan yang daya rekatnya terhadap logam tidak akan terpengaruh oleh bedak.

Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, vaksin mengandung bahan aktif dan nonaktif. Bahan aktif berisi antigen serta bahan nonaktif berisi zat untuk menstabilkan dan menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikkan masih baik. Ada 0,5 cc cairan yang disuntikkan dan langsung menyebar ke seluruh jaringan.

”Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembap biasanya disebabkan keringat,” katanya. Dia menambahkan, pecahan uang logam seribu rupiah, misalnya, terbuat dari nikel yang seharusnya tidak menempel karena daya magnet. Anda dapat membaca penjelasan Kemenkes itu di bit.ly/HoaxAdaMagnet.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Surabaya Chairul Anwar Nidom mengatakan bahwa informasi seperti itu perlu diluruskan. Terlebih isu adanya tarikan magnet lantaran terdapat microchip di lengan atas, bekas tempat suntikan vaksin Covid-19. ”Chip-nya bukan di vaksinnya. Tapi, di kemasan. Tujuannya, untuk memonitor distribusi vaksin di seluruh Indonesia,” katanya kemarin (31/5).

Profesor Michael Coey dari sekolah fisika di Trinity College Dublin, Irlandia, turut membantah kabar tersebut. Menurut dia, klaim logam bisa menempel di lengan bekas suntik vaksin itu omong kosong. Dia menambahkan, dibutuhkan sekitar 1 gram logam besi atau logam lain untuk menarik dan mendukung magnet permanen di titik injeksi.

”Istri saya disuntik dengan dosis kedua vaksin Pfizer dan saya sudah suntik lebih dari dua minggu lalu. Saya telah memeriksa bahwa magnet tidak tertarik ke lengan kami!” paparnya. Anda dapat membaca penjelasan itu di bit.ly/TidakAdaMagnet.

Baca Juga: Eri Cahyadi: Target Pendapatan Minimal Warga Surabaya Rp 7 Juta per KK

FAKTA

Para ahli menegaskan bahwa individu yang sudah menerima vaksin tidak dapat memiliki medan magnet di titik tempat suntikan vaksin.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.