Memilih Klub yang Punya Tradisi Memecat Pelatih adalah Keputusan Pelik

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Memilih klub yang punya tradisi memecat pelatih seperti Chelsea setelah 134 hari sebelumnya dipecat Paris Saint-Germain tentu keputusan pelik bagi Thomas Tuchel. Tetapi, Tuchel nothing to lose dan menerima tantangan tersebut.

’’Saya tidak mengkhawatirkannya lagi (pemecatan, Red). Tetap kuat dan jalani saja petualangan ini,’’ ucap Tuchel tidak lama setelah menggantikan Frank Lampard mulai 26 Januari lalu di laman resmi klub.

Kemarin (6/5) atau tepat 100 hari menangani Chelsea, Tuchel menunjukkan bahwa rapornya bersama Cesar Azpilicueta dkk layak dinilai 100. Dimulai dari membawa Chelsea ke zona Liga Champions (empat besar) klasemen Premier League serta kesuksesan menembus dua final.

Setelah menembus partai puncak Piala FA untuk menantang Leicester City di Wembley Stadium pada 15 Mei nanti, Chelsea mampu merengkuh final Liga Champions.

Kemenangan 2-0 (agregat 4-1) atas Real Madrid di Stamford Bridge kemarin menjadikan The Blues sebagai lawan Manchester City dalam perebutan Si Kuping Lebar di Ataturk Olimpiyat Stadi pada 30 Mei mendatang.

Final Liga Champions beruntun bagi Tuchel setelah bersama PSG musim lalu. Jika musim lalu Tuchel harus mengakui keunggulan Bayern Muenchen, bagaimana dengan melawan City?

Sang Profesor –julukan Tuchel– punya konfidensi karena pernah mengatasi perlawanan skuad asuhan Pep Guardiola dengan skor 1-0 dalam semifinal Piala FA (18/4).

’’Saya seperti diberi kesempatan untuk menghidupkan lagi karier sepak bola saya dan mengisinya dengan gairah,’’ tutur Tuchel kepada BT Sport.

Tuchel tak hanya berkesempatan memperpanjang cerita sukses pelatih berkebangsaan Jerman setelah Hans-Dieter Flick memenanginya bersama Bayern musim lalu dan Juergen Klopp (Liverpool FC) dua musim sebelumnya.

Ada pula cerita sukses pelatih pengganti Chelsea di ajang Eropa. Yaitu, Roberto Di Matteo yang mengangkat trofi juara Liga Champions 2011–2012 setelah menggantikan Andre Villas-Boas. Berlanjut ke Rafael Benitez sebagai kampiun Liga Europa 2012–2013. Benitez adalah suksesor Di Matteo.

Kapten Chelsea Azpilicueta yakin bahwa memiliki sosok Tuchel yang berpengalaman dalam atmosfer final Liga Champions musim lalu adalah nilai plus.

’’Kami tentu lebih percaya diri dengan kemampuan kami,’’ sebut pemain yang akrab disapa Azpi itu kepada Football London.

Apalagi, yang disingkirkan Chelsea kemarin adalah Real. Klub tersukses di Liga Champions (13 gelar). Entrenador Real Zinedine Zidane pun angkat topi atas kemampuan Tuchel yang mengunggulinya dalam adu taktik.

’’Dia (Tuchel) pasti akan sukses di final. Pengalamannya (di final musim lalu) sangat berharga kalau tidak bisa diubah menjadi hasil yang lebih baik,’’ terang Zidane kepada Marca.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.