[ad_1]
JawaPos.com – Kebutuhan video assistant referee (VAR) untuk diaplikasikan di Liga Indonesia sebetulnya cukup penting. Itu jika berkaca pada penyelenggaraan Piala Menpora 2021. Yang mana, banyak keputusan kontroversial wasit yang keluar selama pertandingan.
Yang cukup menjadi perhatian adalah laga semifinal leg kedua antara Persib Bandung melawan PSS Sleman. PSS yang tertinggal agregat 2-3 memiliki peluang sangat terbuka untuk menyamakan kedudukan.
Itu andai wasit Darma Santoso Gulo yang memimpin laga, tidak meniup peluit pelanggaran yang dilakukan bek Persib Victor Igbonefo kepada Nico Velez. Sebab, bola muntahan tersebut didapat pemain PSS yang sudah tinggal berhadapan dengan kiper.
Bola seperti itu seharusnya play on dengan melanjutkan pertandingan karena bola menguntungkan bagi PSS. Kalaupun dianggap pelanggaran keras, seharusnya bola keluar lapangan dulu, baru diberi peringatan keras terhadap si pemain.
Adanya VAR tentu saja bakal membuat setiap pemain lebih lepas saat bertanding di lapangan. Tanpa berpikir macam-macam terkait keputusan wasit.
Namun, tampaknya, musim ini VAR belum bisa diberlakukan di Liga 1. Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita mengungkapkan bahwa Indonesia baru memiliki lima wasit berlisensi FIFA. Indonesia masih kurang tujuh wasit lisensi FIFA untuk bisa menerapkan VAR. ’’Itu juga kan belum tentu lolos VAR-nya,’’ katanya saat dihubungi Jawa Pos.
Karena itu, pihaknya bakal berkomunikasi dengan PSSI untuk meningkatkan kualitas wasit Indonesia. ’’Iya, kita pengin program. Kalau wasit kan urusan federasi juga kan,’’ tambah Lukita.
Soal kualitas wasit memang menjadi perhatian tersendiri bagi PSSI. Sang Ketua Umum Mochamad Iriawan mengatakan, pihaknya berencana menyekolahkan wasit-wasit agar semakin banyak yang berlisensi FIFA.
Bahkan, dia menyebut Menpora Zainudin Amali siap mendukung program tersebut agar ke depan VAR bisa diterapkan di Liga Indonesia.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!
