[ad_1]
JawaPos.com – Bukannya dimanfaatkan untuk membersihkan tangan, handsanitizer yang diberikan pihak Rutan Blora justru ditelan oleh delapan napi. Akibatnya, tiga napi meninggal.
Kepala Keamanan Rutan Kelas II B Blora mengatakan Sugiyarto mengatakan, pihaknya sudah berusaha untuk menyelamatkan para napi tersebut. Namun beberapa rumah sakit tidak mau menerimanya. Alasannya kamar penuh dan lainnya.
“Yang dua meninggal di rumah sakit PKU Blora. Sementara satu lainnya di RSU Rembang,” tegasnya seperti dikutip Radar Kudus.
Diceritakan awal kejadiannya pada Senin (21/6) lalu. Pihak rutan memberikan handsanitizer dan obat-obatan kepada para napi. Sayangnya, sekitar pukul 15.00 barang-barang tersebut dicampur dan digunakan untuk mabuk-mabukan.
“Saya tanya tidak langsung terasa. Rabu malam baru terasa. Dan setelah kita bawa ke PKU keduanya meninggal dunia. Kata dokter bukan karena minum handsanitizernya, tapi karena penyakit lainnya. Yaitu titanus pada gigi dan sakit syaraf,” tambahnya.
Dia mengaku, kedua jenazah sudah di bawa ke rumah duka dan dimakamkan. Keluarga juga menerima dengan ikhlas.
“Untuk yang baru meninggal, dari Rembang langsung dibawa ke Lamongan,” tegasnya.
Untuk lima napi yang selamat, saat ini masih di dalam rutan. Harapannya tidak terjadi apa-apa.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!