[ad_1]
JawaPos.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat, khususnya umat muslim untuk melaksanakan salat gaib bagi awak kapal selam KRI Nanggala-402. Status pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 telah dinaikkan dari fase submiss atau hilang menjadi subsunk atau tenggelam pada Sabtu (24/4) kemarin.
“Mari kita secara bersama-sama atau sendiri melaksanakan salat ghaib, agar semua dosa mereka diampuni dan pengabdian serta pengorbanan yang telah mereka berikan kepada bangsa dan negaranya menjadi ibadah. Serta mendapatkan ganjaran pahala yang sebesar-besarnya dari-Nya. Aamiin,” kata Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas dalam keterangannya, Minggu (25/4).
Anwar menyampaikan, dalam perspektif agama Islam, hidup tidak hanya akan dijalani di dunia saja, melainkan akan berlanjut di akhirat. Anwar meyakini, jika para awak KRI Nanggala-402 meninggal dunia, maka mereka meninggal dalam keadaan terhormat. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadir riwat Muslim.
“Siapa yang mati karena tenggelam maka dia mati dalam keadaan syahid (HR. Muslim 1915),” ucap Anwar.
Dia tak memungkiri, peristiwa ini juga menimbulkan kesedihan, tidak hanya bagi keluarga. Tapi juga bagi kita semua, sebagai bangsa, tetapi Anwar meyakini para awak kapal itu memandang peristiwa itu merupakan sebuah keberuntungan, karena bisa menghadap Tuhannya dalam keadaan yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Anwar memandang, berbagai upaya telah dilakukan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dan jajarannya dalam upaya pencarian KRI Nanggala-402, tetapi belum ditemukan hingga dinyatakan subsunk atau tenggelam.
“Kita tentu saja tetap berharap kepada Allah SWT semoga kapal tersebut dapat ditemukan dan para awak yang ada di dalamnya masih dalam keadaan selamat. Tetapi kalau seandainya harapan itu tidak, mengharapkan agar kita semua terutama pihak keluarga dapat menerima musibah ini dengan penuh ketabahan dan kesabaran,” harap Anwar.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memutuskan mengisyaratkan kondisi KRI Nanggala-402 meningkatkan dari fase submiss menuju fase subsunk.
Hal itu pun telah disampaikan saat konferensi pers tentang perkembangan pelaksanaan SAR KRI Nanggala yang dipimpin Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Sabtu (24/4) kemarin.
Bukti autentik yang menguatkan meningkatkan fase tersebut, yakni adanya benda warna hitam yang merupakan potongan pelurus torpedo, pembungkus pipa pendingin yang terdapat sebuah tulisan Korea. “Hal ini karena KRI Nanggala pernah melaksanakan overhaul di Korea Selatan pada tahun 2012,” ujar Yudo menandaskan.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!