Mutasi Covid-19 India Picu Penyebar Super, 1 Orang Bisa Tulari 8 Orang

oleh
Covid-19 mutasi

[ad_1]

JawaPos.com – Covid-19 mutasi India menular lebih cepat dan bisa membuat kondisi pasien cepat memburuk. Daya tularnya begitu cepat dan tinggi. Satu kasus bisa menjadi penyebar super atau menyebarkan 5 hingga 8 kasus baru yang lain.

Sejumlah peneliti mengungkapkan gejala varian ini berbeda dibanding varian aslinya. Ahli Kesehatan dan Penasihat Sains Ontario, dr. Peter Juni mengatakan kepada CTVNews.ca, mengatakan bahwa orang masih perlu berhati-hati dengan varian Delta dari India karena sangat mudah menular dan memiliki tingkat rawat inap yang lebih tinggi. Satu kasus bisa menulari 5 hingga 8 orang.

“Varian ini sekarang menghasilkan sekitar 5 hingga 8 kasus untuk setiap kasus jika dibiarkan, artinya penularannya jauh lebih tinggi,” katanya.

“Dengan varian sebelumnya, setiap infeksi individu menghasilkan 3 hingga 5 kasus baru,” tambahnya.

Penyebaran varian Delta dapat terjadi di antara populasi yang tidak divaksinasi. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa bahkan satu dosis vaksin Covid-19 memberikan perlindungan terhadap varian Delta.

“Sekarang jauh lebih mungkin daripada enam bulan lalu bahwa orang yang tidak divaksinasi dapat terinfeksi virus, dan jika mereka terinfeksi virus, itu 4 kali lebih mungkin daripada sebelumnya bahwa mereka berakhir di rumah sakit,” kata Juni.

Sebuah penelitian yang berbasis di Inggris baru-baru ini menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan varian Delta Covid-19 mungkin berbeda dari gejala yang dialami sebelumnya dalam pandemi. Akan tetapi para ahli Kanada mengatakan mereka belum melihatnya di antara pasien.

Gejala utama yakni hilangnya rasa dan penciuman, demam dan batuk. Akan tetapi penelitian di Inggris menunjukkan bahwa lebih banyak orang melaporkan gejala yang mirip dengan pilek atau flu. Para ahli mengatakan itu berpotensi menjadi evolusi virus, tetapi mungkin juga ada hubungannya dengan usia mereka yang terinfeksi.

Spesialis penyakit menular Dr. Isaac Bogoch mengatakan bahwa bahkan gejala pilek dan sakit kepala bukanlah hal baru bagi virus. “Saya tidak akan mengatakan bahwa ada sesuatu yang baru. Saya belum pernah mendengar lebih banyak orang yang mengalami sakit kepala dan pilek karena virus Delta,” kata Isaac.

Kesimpulannya mendapatkan vaksinasi akan selalu memberikan perlindungan yang lebih baik daripada tidak sama sekali, dan penting untuk mendapatkan kedua dosis pada waktu yang tepat.

“Jika Anda memiliki dosis pertama, itu membantu berkontribusi untuk mengendalikan pandemi dan mereka juga terlindungi dengan baik dari rawat inap, kita dapat berasumsi bahwa kita mungkin memiliki 70 hingga 90 persen perlindungan terhadap rawat inap,” tegasnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.