[ad_1]
JawaPos.com – Kondisi pandemi Covid-19 yang belum menemui ujung membuat berbagai sektor industri alami perlambatan pertumbuhan. Tak terkecuali sektor industri otomotif.
Sempat “porak-poranda” sepanjang 2020 namun berangsur pulih dengan berbagai macam strategi yang dilakukan pabrikan. Bahkan Pemerintah juga memberikan andil dalam mendongkrak sekaligus menggairahkan pasar otomotif di Tanah Air.
Pemerintah memberikan kebijakan bagi industri kendaraan bermotor yang tertuang dalam PMK No 20/PMK 010/2021 dan Kepmenperin No 169 Tahun 2021 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).
Hasilnya, sejak kebijakan relaksasi PPnBM DTP 100 persen diberlakukan pada awal Maret, terjadi lonjakan penjualan kendaraan bermotor yang signifikan.
Penjualan mobil baru pada Maret 2021 berjumlah 84.910 unit, naik 72,6 persen dibanding dengan Februari yang berjumlah 49.202 unit.
Bulan Mei, penjualan mobil baru sebanyak 54.815 unit. Walaupun mengalami penurunan, namun angka tersebut tetap jauh lebih tinggi dibanding penjualan mobil di bulan Mei tahun sebelumnya yang hanya 3.551 unit.
Itu artinya pada semester I 2021 menjadi tonggak pemulihan industri otomotif Indonesia. Pasalnya di periode enam bulan pertama ada tren yang cukup positif. Meskipun tumbuh perlahan, penjualan kendaraan bermotor mulai merangkak naik.
Fakta yang tertulis dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tercatat adanya peningkatan penjualan kendaraan roda empat.
Rinciannya sepanjang Januari hingga Mei, penjualan pabrik ke diler (wholesales) tercatat 320.749 unit. Angka ini meningkat 29,17 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama yaitu hanya sebanyak 248.309 unit.
Stimulus pembebasan PpnBM yang diberikan Pemerintah sangat membantu menaikkan angka penjualan dan produksi.
Catatan positif pada pada semester I 2021 menumbuhkan optimisme pelaku industri otomotif Tanah Air. Dengan harapan ini akan berakhir manis hingga akhir tahun 2021. Walaupun tantangan berat masih membayangi dalam menempuh semester II, karena kondisi pandemi belum jelas menemui ujung akhir.
Berbagai penanganan dilakukan pemerintah untuk mengakhiri Pandemi, disisi lain pertumbuhan ekonomi harus tetap stabil. Selain pemberian rileksasi yang berdampak pada penjualan mobil Pemerintah pusat juga menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang mengalami beberapa kali perpanjangan.
Adanya PPKM Darurat mau tidak mau berpotensi memberikan tekanan lebih berat pada semua sektor bisnis di daerah Jawa-Bali, termasuk sektor otomotif.
Perpanjangan PPKM yang terus dilakukan Pemerintah akan membuat aktivitas masyarakat terbatasi. Ini akan mempengaruhi rantai ekonomi yang berkorelasi dengannya.
Bukan tak mungkin ini akan mengalami dampak tren peningkatan penjualan otomotif yang sudah membaik di semester pertama berpotensi mengalami tekanan yang lebih dalam, bahkan memperpanjang resesi ekonomi.
Optimistis pelaku di sektor otomotif tetap memberikan dukungan atas kebijakan pemerintah. Sangat diharapkan lonjakan kasus Covid -19 bisa segera mereda serta PPKM Darurat selesai.
Pandemi Covid-19 yang masih belum menemujan ujung akhir perlu ada langkah-langkah “spesial” yang harus dilakukan Pemerintah agar roda perekonomian tetap bergerak naik di Semester II 2021.
Terkait hal ini Pemerintah melalui keputusan memperpanjang fasilitas PPnBM DTP 100 persen untuk penjualan mobil 4×2 di bawah 1.500 cc hingga bulan Agustus 2021.
Alasan ini diambil karena Pemerintah melihat tren positif penjualan mobil selama pemberlakuan relaksasi PPnBM DTP sejak awal Maret hingga Mei lalu.
Perpanjangan insentif PPnBM DTP 100 persen akan mendongkrak penjualan kendaraan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang tak menentu pada semester II.
Para pelaku industri otomotif sangat berharap kondisi penyebaran Covid-19 segera menurun dengan gerakan vaksinasi disemua lapisan masyarakat yang dilakukan pemerintah.
Yusak Billy selaku Direktur Pemasaran dan Penjualan serta Inovasi Bisnis PT Honda Prospect Motor (HPM) menilai perpanjangan insentif PPnBM 100 persen adalah bentuk dukungan Pemerintah yang akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar otomotif saat ini.
“Adanya dukungan insentif ini, kami optimis tren positif penjualan akan tetap bertahan di semester II, akan tetapi kami akan terus memantau perkembangan kondisi pasar yang saat ini masih belum stabil,” ucapnya.
Memasuki semester dua tentunya sangat diharapkan oleh pelaku pasar bisa berjalan positif, meskipun masih dalam kondisi pandemi. Masih butuh perjuangan ekstra dan strategi moncer.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!