[ad_1]
Jakarta, IDN Times – Salah satu pemain asing asal Belanda yang tengah mentas di Liga 1, Nick Kuipers, menyebut klubnya Persib memiliki kesamaan dengan Ajax Amsterdam. Selain punya nama besar, dia merasa jika Persib punya banyak hal yang membuatnya sejajar dengan klub raksasa Eredivisie itu.
Mengarungi sengitnya kompetisi Liga 1 satu tahun lebih bersama Maung Bandung. Dia bahagia merasakan atmosfer kompetisi yang sangat meriah.
“Ini negara dengan budaya sepak bola yang luar biasa, orang-orangnya memang tinggal di sana untuk berolahraga. Indonesia juga negara yang sibuk, di mana penduduknya jauh lebih besar daripada di sini,” kata Kuipers dikutip 1limburg.
Lalu, apa saja yang membuatnya menilai jika Persib adalah Ajax Amsterdam-nya Indonesia?
1. Nick Kuiper tak menyesal hengkang ke Liga 1
Nick Kuipers pun tak menyesal hengkang ke Indonesia untuk memperkuat Persib, padahal sebelumnya dia sempat ragu karena tak pernah mendengar nama klub asal kota kembang itu.
Pemain berusia 28 itu sendiri sebelumnya merupakan pemain Ado Den Haag, salah satu klub Eredivisie. Ia sebetulnya terikat kontrak dengan klub tersebut hingga 2021. Hanya saja, pada awal 2019, ia dipinjamkan ke pesaing Ado Den Haag di Eredivisie, FC Emmen, dalam enam bulan terakhir.
Setelah itu muncul tawaran dari agennya untuk mencoba berkarier di Indonesia. Ia dan Ado Den Haag sepakat melepas pemain itu ke Bandung untuk memperkuat Pangeran Biru. Ia didatangkan dengan tujuan mengangkat performa Persib yang kala itu masih terseok di papan tengah, atau tepatnya di posisi 11 pada putaran kedua Liga 1 2019.
2. Eks pemain Ado Den Haag merasakan dilempar batu di dalam bus
Cukup banyak pengalaman unik yang pertama kali dirasakan Nick Kuipers selama menjalani karier di Indonesia. Persaingan antar klub yang sengit, perjalanan panjang dari satu tempat ke tempat lainnya, hingga fasilitas pas-pasan dirasakan Kuipers di Liga 1.
“Banyak pemain yang ingin kembali (ke Belanda) tak beberapa lama di sana, tapi itu tidak berlaku bagi saya. Kebetulan, mereka tidak memiliki (fasilitas mumpuni) seperti VAR dan lapangan rumput sintetis di sana. Saya bahkan tidak keberatan dengan fasilitas yang jauh dari itu,” ujar Kuipers.
“Sebenarnya tidak ada yang membuat saya ragu akhir-akhir ini. Dan saya sudah mengalami pengalaman unik. Bagaimana hal kotor, batu menembus jendela bus pemain, stadion penuh sesak dan terbang menggunakan pesawat saat pertandingan tandang,” lanjut dia.
3. Kuipers terkejut dengan bobotoh
Pria yang memainkan 162 game untuk MVV ini juga bisa menemukan pengalaman baru, padahal sebelumnya tak pernah didapatkan sepanjang berkarier di bal-balan, sekali pun ia pernah membela ADO Den Haag yang notabene merupakan klub Eropa.
“Suatu pagi ketika saya kembali dari latihan sendiri, tiba-tiba akun (media sosial) saya punya 30 ribu followers. Saat itu isu saya akan gabung ke Persib dan seseorang mengedit foto saya menggunakan jersey Persib,” kata Kuiper kepada Omroepwest.nl.
“Orang-orang sudah kenal meskipun saya belum main untuk Persib, bahkan semenit pun belum,” lanjut dia yang terheran-heran dengan fanatisme Bobotoh, julukan pendukung Persib saat pertama kali datang ke Indonesia.
4. Pemain asal Belanda rasakan atmosfer Liga Champions bersama Persib
Nick Kuipers tetap menganggap pengalaman yang dirasakan selama tampil di Liga satu tetap positif. Terlebih, pertandingan-pertandingan yang dijalani di Liga 1 bersama Persib mengingatkannya pada laga yang terjadi Liga Champions.
Walau level sepak bola Indonesia tentunya tak sebanding, tapi klub seperti Persib tak bisa dianggap remeh. Hal itulah yang membuatnya menilai Persib merupakan “Ajax-nya Indonesia.”
“Inilah Ajax Indonesia. Saya sering merasakan bagaimana tampil dalam pertandingan kandang di depan 40 ribu penonton dalam waktu normal. Mereka memiliki pendukung di seluruh negeri. Itu sangat luar biasa,” ujar Nick Kuipers.
5. Punya peran sentral di lini pertahanan Maung Bandung
Keputusan Nick Kuipers berbuah manis. Dia membuktikan bisa beradaptasi dengan sepakbola tanah air. Ia menjelma jadi bek tangguh bersama rekan duetnya, Achmad Jufriyanto di Liga 1 2019.
Tak hanya piawai dalam mengawal lini pertahanan, ia juga sangat aktif membantu membangun serangan dari bawah. Tak jarang serangan Persib yang mematikan lahir lewat umpan-umpan matang pemain jangkung dengan tinggi 190 sentimeter tersebut.
Tak hanya itu, Kuipers juga ternyata mampu menjadi pemain yang mampu memecahkan kebuntuan saat tim sedang deadlock. Hal itu terbukti di beberapa laga 2020 sebelum berhenti akibat COVID-19. Ia bahkan bisa membawa Persib ke peringkat pertama Liga 1 sebelum kompetisi vakum.
Kini dia pun berharap agar situasi bisa segera normal dan kompetisi bisa cepat bergulir lagi. “Sebagian polisi takut para suporter masih datang ke stadion walau kompetisi digelar tertutup, karena itu berisiko,” ujar Kuipers.
Jika harapannya kompetisi Liga 1 2020 bergulir lagi Februari 2021, itu menyiratkan jika dirinya masih kerasan di Indonesia. Terlebih, bobotoh dan manajemen nampaknya masih ingin melihat aksinya di lapangan saat berseragam Persib.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!