Oksigen Palsu untuk Hewan Ternak Ditemukan Beredar di Tulungagung

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Beberapa tabung berisi oksigen palsu ditemukan beredar di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Hal tersebut memicu kekhawatiran di kalangan peternak dan pedagang ikan hias yang biasa menggunakan udara segar itu untuk mengirim paket ikan hidup ke luar daerah.

”Kami menyadari oksigen yang kami dapat (beli) palsu setelah ikan dalam kantong plastik yang telah diisi udara dari tabung oksigen itu mati, hanya selang beberapa menit setelah pengisian,” kata Alipin, 35, anggota kelompok peternak Sol Koi seperti dilansir dari Antara di Tulungagung.

Ada dua kantong plastik berisi ikan koi yang sempat diisi oksigen palsu, saat kejadian. Beberapa ikan koi di satu kantong plastik mati dalam tempo kurang dari 15 menit, setelah sempat terlihat megap-megap kehabisan oksigen. Satu kantong lagi masih bisa diselamatkan, setelah Alipin dan kawan-kawan menyadari ada yang beres pada dua kantong plastik berisi ikan koi yang mereka kemas.

”Kami kemudian menguji tabung hitam yang kami curigai berisi oksigen palsu dengan oksigen asli,” tutur Alipin.

Caranya, lanjut Alipin, udara dari dua tabung oksigen itu dimasukkan dalam kantong plastik. Kantong yang berisi oksigen asli langsung terbakar saat disulut api. Sedangkan yang berisi oksigen palsu sama sekali tak terbakar.

”Kalau dibakar kelihatan jelas sekali,” ujar Alipin.

Perbedaan lainnya adalah suhu tabung. Oksigen palsu dalam tabung hitam itu terasa lebih hangat dibanding oksigen asli. Saat dihirup, oksigen asli terasa lebih segar. Sedang oksigen palsu seperti udara biasa.

Alipin menduga, tabung hitam berisi oksigen palsu itu diisi dengan udara biasa dari mesin kompresor tambal ban. Dia mendapat oksigen itu dari temannya pada Senin (19/7), itu pun dengan harga yang cukup tinggi.

”Kalau biasanya Rp 25 ribu, saya dapatnya sekitar Rp 100 ribu,” terang Alipin.

Awalnya ada tiga tabung oksigen. Dari tiga tabung itu, dia membeli satu tabung. Sedang dua tabung rencananya digunakan untuk orang sakit. Begitu tahu tabung yang barusan didapat dari orang Pacitan palsu, Alipin segera memberi tahu temannya agar tabung oksigen yang dibawa tidak digunakan untuk manusia/orang sakit,” ucap Alipin.

Peredaran oksigen palsu itu terjadi di tengah kelangkaan oksigen sejak serangan pandemi Covid-19 kembali meningkat seiring persebaran virus korona varian delta. Peternak dan pedagang koi yang sangat bergantung pada ketersediaan oksigen untuk mengirim ikan hidup ke luar daerah, bahkan luar pulau, kesulitan mendapat bahan baku udara segar itu lantaran tingginya kebutuhan oksigen untuk kepentingan medis.

Imbasnya, banyak peternak dan pedagang ikan koi, juga jenis ikan hias lain yang tidak bisa mengirim paket ikan hidup ke luar daerah. Keuntungan mereka pun otomatis menurun drastis, hingga sekitar 40–50 persen. Untuk jenis ikan koi, pedagang biasanya mengirim dengan tujuan kota-kota besar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, dan sebagian Kalimantan.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!