[ad_1]
JawaPos.com – Program vaksinasi terus berlangsung dan angkanya akan bertambah demi memenuhi kebutuhan vaksinasi Covid-19 untuk mengakhiri pandemi. Namun, banyak yang mempertanyakan terkait seseorang yang telah divaksin dapat memperolah akses persyaratan transportasi udara.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hal tersebut memicu perdebatan di kalangan epidemiologi. Kalangan epidemiologi mengatakan, meskipun seseorang telah mendapatkan vaksin, belum tentu bebas dari Covid-19.
“Banyak tadi bertanya, vaksin ini boleh bebas terbang atau tidak, saya terus terang pernah mengucapkan ini di awal saya pertama kali jadi Menkes, tapi itu memicu perdebatan di kalangan epidemiolog, saya bicara dengan mereka, mereka bilang walaupun divaksin belum ada guarantee dia tidak bisa terkena atau tidak bisa menularkan,” ujarnya dalam Panja Rapat Kerja bersama DPR Komisi VIII, Senin (15/3).
Budi menegaskan, seorang yang telah divaksin hanya memiliki imunitas yang lebih baik. Sehingga jika dia terkena virus dia bisa bunuh virusnya lebih cepat. “Jadi masih banyak teman-teman epidemiolog yang menyarakan kalau mau konservatif sebaiknya jangan dulu,” ucapnya.
Namun, Budi menekankan, pihaknya tidak menutup kemungkinan jika angka vaksinasi sudah menyentuh angka 30 hingga 40 persen populasi. Jika sudah banyak orang yang divaksin, pemerintah membuka kemungkinan untuk melakukan pelonggaran protokol kesehatan seperti di Amerika Serikat (AS).
“Nanti hal ini bisa kita bicarakan kalau sudah banyak yang divaksin mungkin make sense juga, kalau kita lihat peraturan CDC amerika sudah mulai kalau vaksinnya tembus 30-40 persen mereka mulai ada pelonggaran protokol kesehatan di amerika. Nanti kita bisa belajar dari sana sesudah kita menyentuk angka 30-40 persen populasi, sekarang baru 10 persen dari target yang kita lakukan,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!