[ad_1]
JawaPos.com – Target penyelesaian vaksinasi Covid-19 untuk pendidik dan tenaga kependidikan dirubah menjadi akhir Agustus tahun ini. Hal tersebut direvisi setelah melihat vaksinasi baru mencapai 28 persen hingga akhir Mei lalu.
Meskipun begitu, pembelajaran tatap muka (PTM) diminta untuk tetap dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Melihat itu, Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zaenatul Haeri mengatakan bahwa ini merupakan sebuah ironi.
“Ini agak ironi ya, kami berpandangan bahwa vaksinasi guru itu masih sangat lambat dan yang kedua pembukaan sekolah ini memang cenderung dipaksakan,” jelas dia dalam diskusi daring Nasib Guru Dengan Pandemi yang Tiada Kunjung Berakhir, Minggu (6/6).
Apalagi, para guru serta siswa sangat merasa bosan karena terus menerus belajar dari rumah atau mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di mana hal ini juga akan menimbulkan semakin melebarnya dampak learning loss di Indonesia. “Kita terancam kehilangan pembelajaran, belum lagi untuk anak-anak yang tingkat dasar dan juga usia dini ya, mereka sangat membutuhkan pembelajaran tatap muka,” tutur dia.
Ia pun meminta agar vaksinasi ini terus diakselerasi oleh pihak terkait. Kegiatan itu harus dipercepat, pasalnya saat ini juga akan memasuki tahun ajaran baru.
“Jadi kami kira vaksinasi ini tidak bisa ditawar, meskipun kami sadar betul beberapa laporan menyatakan bahwa ada banyak guru-guru juga yang sudah divaksin, terutama di daerah juga ya ini bahkan masih banyak yang belum atau yang di kota-kota besar yang sudah di vaksin malah dia positif Covid-19 dan lain sebagainya. Jadi memang vaksinasi ini bukan jaminan, tetapi itu standar yang ditetapkan oleh pemerintah, jadi kita kira ini harus dijalani saja (seiring PTM),” pungkas dia. (*)
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!