INDRAMAYU (IM) – Wilayah Kecamatan Sukagumiwang dialiri oleh dua sungai yaitu sungai Cimanuk yang berbatasan dengan Kecamatan Tukdana dan Kecamatan Bangodua, serta Sungai atau saluran Sindu Praja yang membelah Kecamatan Sukagumiwang.
Diketahui, saat ini kondisi tanggul sungai Cimanuk sangat kritis yang tersebar di hampir tujuh titik yaitu Desa Cibeber, Desa Gunungsari, Desa Sukagumiwang, Desa Gedangan dan Desa Tersana.
Hal tersebut diketahui setelah Plt. Camat Sukagumiwang, Dadang Supriatna melaksanakan pemantauan tanggul di Desa Cibeber yang tergerus aliran sungai. Pemantauan dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan Tim Monev 10 Program Unggulan Bupati Indramayu di Desa Cibeber, Rabu (8/3/2023).
Ikut hadir dalam pemantauan tersebut, Plt. Camat Sukagumiwang, Dadang Supriatna beserta jajaran, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Yus Rusmadi, Kepala Bidang Pariwisata Dispara Indramayu, Kepala Desa Cibeber dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Cibeber.
Selain di Desa Cibeber, kondisi tanggul kritis juga berada di Desa Gunungsari yang mengakibatkan jarak bibir sungai dengan pemukiman penduduk hanya berjarak 2 meter dengan kedalaman sungai sekitar 10 meter. Bahkan tampak bangunan paku bumi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan aliran sungai dalam kondisi rusak akibat kuatnya arus sungai.
Plt. Camat Sukagumiwang yang diminta komentarnya pada saat pemantauan mengatakan, telah melaporkan keadaan tersebut ke BPBD Kabupaten Indramayu dan BPBD telah melaksanakan rapat koordinasi dengan mengundang pihak BBWS dan stakeholder terkait.
“Dari hasil dari pantauan ini, saya dan jajaran sudah melaporkan kepada BPDB dan pihak terkait, dengan laporan tersebut, saat ini pihak BPBD dan pihak lainnya sedang melaksanakan rapat koordinasi,” ujarnya.
Setelah itu, rapat koordinasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait tersebut merupakan jalan panjang, karena terkait dengan proses usulan, penganggaran dan lain-lain. Namun yang harus segera diantisipasi adalah bagaimana membuat penahan sementara agar tidak terjadi longsor susulan yang mengakibatkan kondisi tanggul lebih parah.
Sebelumnya diketahui, masyarakat sudah lama melaporkan kejadian tersebut sejak tahun 2021 lalu saat terjadi banjir parah di Kecamatan Sukagumiwang. Namun sampai dengan saat ini belum ada tindak lanjut.
Dadang berharap perlu adanya kejelasan dari pihak terkait tentang bagaimana dengan cara penanggulangan tanggul kritis serta adanya kegiatan penyelamatan tanggul sementara oleh instansi terkait, dikarenakan pihak desa tidak memiliki alat berat yang bisa digunakan untuk mengerjakan kegiatan yang membutuhkan teknologi tinggi.
“Saya harap semoga pihak terkait memberikan kejelasan mengenai penanggulangan tanggul kritis ini dan melaksanakan penyelamatan tanggul sementara, karena dari Pemcam dan Pemdes belum dapat mengakomodasikan perbaikan tanggul tersebut,” harapnya.
Selain itu, Dadang menambahkan agar pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) segera membuat tanggul penahan aliran sungai yang lebih kokoh dikarenakan saat ini masyarakat sangat khawatir dengan kondisi cuaca yang hujan terus dan debit air yang terus meningkat.
“Agar pihak BBWS segera membuat tanggul penahan aliran sungai yang lebih kokoh,” tambahnya.
Oleh: Isn/MTQ—Tim Publikasi Diskominfo Indramayu