Pandemi, Laba Bersih Panca Mitra Multiperdana Melonjak 78 Persen

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Emiten pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. (PMMP) berhasil mencatat kinerja positif selama 2020. Mengutip laporan keuangan audit perseroan, PMMP mampu mencatatkan penjualan bersih sebesar USD 170,6 juta. Angka tersebut meningkat sebesar 19,5 persen secara tahunan dari sebelumnya sebesar USD 142,7 juta.

Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo mengatakan, sehingga perusahaan mampu mencetak laba bersih sebesar USD 10,2 juta atau meningkat signifikan sebesar 78,3 persen dibandingkan dengan laba bersih Perseroan tahun 2019 sebesar USD 5,7 juta.

“Kinerja cemerlang selama tahun 2020 ini didukung oleh meningkatnya penjualan ekspor Perseroan, terutama ke Amerika Serikat, yang meningkat sebesar 27 persen, menjadi USD 138,3 juta dari USD 108,8 juta,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (9/4).

Ia melanjutkan, pertumbuhan penjualan ini juga berdampak pada meningkatnya laba kotor perseroan pada 2020 menjadi USD 35,3 juta, meningkat sebesar 20 persen dari Laba Kotor 2019 sebesar USD 29,4 juta. Marjin laba kotor meningkat dari 20,6 persen menjadi 20,7 persen.

“Hal ini disebabkan oleh strategi penjualan Perseroan untuk meningkatkan porsi penjualan varian Value Added yang memiliki profitabilitas lebih baik dibandingkan produk lainnya,” imbuhnya.

Di sisi lain, total liabilitas PMMP berhasil turun menjadi USD 183 juta pada akhir 2020 dari posisi akhir 2019 sebesar USD 191 juta. Hal itu disebabkan oleh menurunnnya utiisasi hutang bank jangka pendek Perseroan dari USD 157 juta menjadi USD 149 juta dan hutang bank jangka panjang Perseroan dari USD 6,3 juta menjadi USD 3,9 juta.

“Tahun lalu, kami mampu menurunkan hutang bank jangka pendek kami, yang disebabkan dengan meningkatnya penjualan, profitabilitas dan efisiensi operasional Perseroan,” tuturnya.

Sementara itu, total aset Perseroan pada 2020 naik menjadi USD 248 juta dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar USD 237 juta. Total ekuitas Perseroan juga meningkat dari USD 65 juta menjadi USD 46 juta.

“Pada pandemi ini, pola consumer behaviour cenderung memilih untuk berbelanja di supermarket dan retailer, lalu memasak sendiri produknya dirumah. Hal ini mendorong meningkatnya penjualan kami selama tahun 2020, terutama pada pihak retailer baik di Amerika Serikat maupun Jepang,” tandasnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *