Pemda Tidak Sembarangan Buka Sekolah

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Pembukaan sekolah tidak bisa dilaksanakan secara serampangan oleh pemerintah daerah (pemda). Semua kesiapan dicek. Termasuk menggelar uji coba.

Kota Bogor, misalnya. Meski jadwal uji coba belum ditentukan, segala persiapan terus dilakukan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi menyatakan, pihaknya melakukan persiapkan secara detail atas kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Misalnya, kesiapan anak dari rumah ke sekolah, selama di kelas, hingga kembali pulang. ”PTM ini sangat diharapkan banyak pihak sehingga disiapkan secara matang,” tuturnya.

Kesiapan itu, antara lain, kelengkapan daftar periksa, protokol kesehatan, dan kurikulum. Daftar periksa dan protokol kesehatan terus dikoordinasikan dengan satgas Covid-19, sekolah, dan pihak terkait lainnya.

Untuk kurikulum, pihaknya menyiapkan kurikulum darurat yang memang dibutuhkan untuk kesiapan jenjang selanjutnya. Yang paling penting, PTM tidak memberatkan siswa. Itu mengacu imbauan Mendikbudristek Nadiem Makarim sebelumnya.

Dia memastikan tidak ada paksaan untuk anak datang ke sekolah. Disdik dan sekolah akan menanyakan kepada orang tua terkait dengan izin siswa mengikuti PTM. Sebaliknya, orang tua pun diharapkan tidak memaksakan anak bila tidak memungkinkan.

Pada tahap awal, PTM terbatas tidak akan melibatkan jenjang pendidikan awal. Siswa PAUD, TK, serta SD kelas I–III tidak akan melaksanakan PTM terbatas terlebih dulu. Menurut Hanafi, siswa jenjang itu lebih berisiko tak bisa menaati prokes yang diterapkan.

PROKES KETAT: Uji coba pembelajaran tatap muka di SDN Kenari 08 Pagi, Jakarta, pada 7 April 2021. (HANUNG HAMBARA/JAWA POS)

Di DKI Jakarta, uji coba PTM terbatas dilakukan pada 7–29 April 2021. Sebelum pelaksanaan, dinas pendidikan melakukan seleksi ketat untuk menentukan sekolah mana saja yang siap mengikuti uji coba. Hingga akhirnya, terpilih 85 sekolah yang benar-benar siap.

Dalam rentang waktu tersebut, dinas melakukan evaluasi uji coba sepekan sekali. Kepala Disdik DKI Nahdiana menuturkan, hal itu bertujuan mengetahui hal-hal apa saja yang masih kurang. Juga, memastikan tak ada kasus positif Covid-19 di sekolah.

Dari hasil evaluasi, ada perkembangan yang cukup baik perihal kehadiran. Siswa yang berkeinginan ikut uji coba PTM kian bertambah setiap hari. ”Kehadiran tertinggi memang di SD, SMK, dan SMP,’’ terangnya.

Nahdiana mengakui, pihaknya sangat berhati-hati dalam menentukan sekolah yang ikut uji coba PTM terbatas. Surat izin dari orang tua bahkan menjadi persyaratan mutlak. Bagi yang tak berkenan, hak belajar anak tetap dilayani. Karena itu, guru diberikan pelatihan pembelajaran blended learning.

Baca juga: Kebutuhan Pembelajaran Tatap Muka dan Tantangan Pandemi

Rencananya, uji coba dilaksanakan kembali pada Juni. Jumlah sekolah pun akan ditambah. Saat ini proses seleksi ketat dan evaluasi kesiapan sekolah-sekolah tahap kedua sudah dilakukan.

KELOMPOK PRIORITAS: Guru di Sidoarjo disuntuk vaksin Covid-19 untuk persiapan pembukaan sekolah. (ANGGER BONDAN/JAWA POS)

Sementara itu, Dinas Pendidikan Surabaya merancang panduan bagi sekolah, guru, serta siswa yang menghelat PTM. Bentuknya standard operating procedure (SOP) atau prosedur operasional standar yang merupakan penjabaran regulasi PTM dari Kemendikbud. Sejumlah poin dalam aturan itu, antara lain, mengatur siswa dan guru –mulai hendak berangkat ke sekolah, ketika beraktivitas di kelas, hingga beranjak pulang ke rumah. Protokol kesehatan wajib dipatuhi.

Dispendik memberikan keleluasaan bagi lembaga pendidikan untuk menerapkan SOP, termasuk menambah aturan.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.