Pemerintah Dorong 30 Juta UMKM Masuk Platform Digital

oleh

[ad_1]

E-Commerce Diskon Produk Lokal Jatim Sepanjang Agustus

JawaPos.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia baru saja melewati fase negatif. Berikutnya, meski diprediksi ada perlambatan imbas penerapan PPKM, tren positif tersebut diupayakan bisa terjaga.

Salah satu yang diharapkan menjadi pilar penting pertumbuhan ekonomi adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Bahkan, UMKM terus didorong agar menembus pasar internasional. Seperti yang digaungkan melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) Lokal Keren Jatim: Road to BRILIANPRENEUR 2021.

Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi peluncuran Lokal Keren Jatim tersebut. Menurut dia, Gernas BBI yang diluncurkan 14 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berhasil meningkatkan jumlah pelaku UMKM yang on boarding atau terhubung dengan platform digital. ’’Sejak program BBI diluncurkan hingga akhir Juni 2021, gerakan ini telah berhasil menambah 6,5 juta unit UMKM yang masuk dalam ekosistem digital,” jelasnya kemarin (7/8).

Sebelum ada gerakan itu, UMKM yang terhubung platform digital sebanyak 8 juta unit. Dengan tambahan 6,5 juta, total pelaku UMKM yang sudah on boarding sekitar 14,5 juta unit. ’’Kita akan terus dorong 15,5 juta unit UMKM lainnya untuk go digital hingga 2023. Sehingga menjadi 30 juta unit UMKM yang on boarding,” tuturnya.

Tidak dimungkiri, pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada sektor kesehatan. Ekonomi dan sosial pun terimbas. Menurut Luhut, untuk keluar dari dampak pandemi, perlu mendorong UMKM untuk menuju digitalisasi.

Lokal Keren Jatim dengan berbagai diskon khusus belanja di e-commerce pada Agustus patut dimanfaatkan. ’’Saya yakin produk UMKM Jawa Timur premium,” ungkap Luhut.

Kualitas barang itu harus dibarengi dengan permintaan pasar atau demand. Untuk itu, dia menyarankan agar gubernur, wali kota, dan bupati di Jatim mengajak ASN membeli barang lokal. Dia ingin ada dukungan untuk produk artisan lokal yang bisa menjadi brand ambassador UMKM di Jatim.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso menuturkan, pihaknya mendorong agar UMKM Indonesia bisa go global di kancah internasional. ’’Kami berharap event ini semakin bisa menumbuhkembangkan bisnis UMKM serta mendorong UMKM untuk go global dan memiliki daya saing di tingkat internasional,” ujarnya.

Pihaknya berkomitmen terus melakukan berbagai dorongan secara kontinu untuk menciptakan UMKM yang andal. ’’Ke depan kegiatan seperti ini akan kami lakukan secara berkelanjutan melalui penyempurnaan secara terus-menerus,” jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, UMKM menjadi salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi di Jatim. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai 57,25 persen. ’’Jumlah ini sangat signifikan dalam menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,” jelasnya.

Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan, pihaknya terus mendorong penggunaan produk lokal. Dengan begitu, seluruh pihak bisa turut serta menikmati karya-karya kreatif anak bangsa yang merupakan bagian dari bentuk perjuangan bangsa di masa penuh tantangan ini. ’’Saya mengajak semua pimpinan dan insan BUMN untuk terus bangga memakai produk-produk UMKM kita,” imbuhnya.

Pertumbuhan Semu

Pertumbuhan ekonomi RI kuartal II 2021 yang mencapai 7,07 persen memang merupakan kabar baik. Meski begitu, itu tidak lantas membuat ekonomi Indonesia tumbuh seperti sebelum pandemi Covid-19.

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute For Development on Economic and Finance (Indef) Andy Satrio Nugroho menyebut pertumbuhan itu sebagai pertumbuhan semu. ’’Dilihat dari beberapa indikator (selama kuartal II), aktivitas belum cukup normal, protokol kesehatan seperti social distancing masih berjalan. Ini yang masih membuat perekonomian kita tumbuh terbatas. Tentu kalau dikatakan ini akhir resesi pertumbuhan semu atau ilusi, memang ini pertumbuhan semu,” ujar Andry.

Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 belum mencapai rata-rata pertumbuhan seperti sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 5 persen. Dia pun membuat perbandingan pertumbuhan ekonomi per kuartal pada 2018 hingga 2021. Bila dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 hanya setara dengan 3,87 persen atau di bawah kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen. Selain itu, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 lebih kecil daripada pertumbuhan 2018 yang sebesar 5,27 persen.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menambahkan, ke depan masih banyak tantangan bagi pertumbuhan ekonomi. Di kuartal selanjutnya, pertumbuhan diprediksi belum akan pulih seperti sediakala. ’’Pertumbuhan ekonomi memang tetap positif. Artinya, kita sudah keluar dari resesi, tapi cenderung mengalami penurunan dibandingkan kuartal II 2021. Polanya hampir sama dengan negara lain yang mempertahankan pertumbuhan,” jelasnya.

Dia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 3–4 persen pada kuartal III 2021. Proyeksi itu juga didasarkan pada ketidakpastian yang terjadi akibat persebaran varian Delta.

Kebijakan PPKM akan berdampak besar pada aspek pertumbuhan ekonomi. ’’Misalnya, PPKM level 4 hanya sampai 9 Agustus 2021, mungkin ada peluang ekonomi tumbuh 4 persen. Kalau Agustus (PPKM) diperpanjang lagi, maka sulit mencapai 4 persen di kuartal III 2021,” imbuh Tauhid.

Pihaknya merekomendasikan tiga hal kepada pemerintah. Yakni, penanganan pandemi Covid-19 yang lebih serius, percepatan vaksinasi, dan melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor beserta produknya.

Baca juga: Tingkatkan Omzet, Produk IKM Didorong Gunakan Platform Digital

Terpisah, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui bahwa pemulihan ekonomi Indonesia lebih lamban jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Menurut dia, masing-masing negara memiliki cara dan strategi berbeda untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Investasi, kata dia, termasuk salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi kuartal II. Kinerja investasi yang termasuk dalam pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga menunjukkan hasil yang baik selama kuartal II 2021. Realisasi investasi di kuartal II 2021 sudah mencapai Rp 223 triliun. Atau mencapai 24,7 persen dari target Rp 900 triliun. ’’Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 ini tidak terlepas dari peningkatan pertumbuhan realisasi investasi yang jumlahnya 7–8 persen,” jelas Bahlil.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.