[ad_1]
JawaPos.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Sidoarjo sampai saat ini terus mendata anak yang ditinggal meninggal orang tuanya akibat Covid-19. Baik yang yatim, piatu maupun yatim piatu. Sampai saat ini, tercatat ada 100 anak.
Kepala Dinas P3AKB Sidoarjo Ainun Amalia menyebut, jumlah itu masih sementara. Sebab, pihaknya masih mengambil sumber data dari dinas kesehatan. Yakni, yang terkonfirmasi positif dan meninggal di fasilitas kesehatan atau rumah sakit. ”Kami belum menjangkau data yang meninggal karena isoman,” kata Ainun.
Nah, untuk mendata yang meninggal karena isoman itu, pihaknya berkoordinasi ke kecamatan dan desa untuk membangun jejaring agar membantu pendataan warganya yang isolasi mandiri dan meninggal. Dari data yang ada tersebut, mantan camat Prambon itu menyebut semua anak yatim maupun yatim piatu tersebut sudah ada yang mengasuh. Tidak sampai ada yang telantar. ”Semuanya masih sama keluarganya,” katanya.
Sampai saat ini, pihaknya akan terus melakukan pendataan dengan memanfaatkan jejaring kecamatan dan desa. Sebab, data itu nantinya digunakan sebagai database Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Provinsi Jatim maupun Kabupaten Sidoarjo. Dengan demikian, bisa ditentukan arah kebijakan pemerintah. Baik kebijakan untuk memberikan bantuan maupun lainnya. ”Misalnya, nanti mengarah ke pemberian bantuan, kami serahkan OPD yang berwenang,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali bakal memberikan beasiswa kepada para anak yatim yang ditinggal orang tuanya meninggal karena Covid-19. Muhdlor meminta ada data detail dari OPD terkait. Namun, teknis dan mekanisme pemberian beasiswa itu belum diatur. Bisa jadi, berupa pemberian beasiswa untuk satu semester atau satu tahun.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!
