[ad_1]
JawaPos.com – ’’Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kekuatan umatnya. Saya berharap panjenengan sabar, sabar, dan sabar. Cobaan ini pasti bisa kita lewati,’’ ucap Wali Kota Eri Cahyadi.
Untaian kata itu disampaikan Eri saat berkunjung ke Hotel Asrama Haji (HAH) Rabu (23/6). Lewat pengeras suara, pria 44 tahun itu memberikan semangat bagi pasien Covid-19 bahwa virus korona bisa dikalahkan.
Suami Rini Indriyani tersebut menuturkan, saat menjalani perawatan, memang pasien Covid-19 terpaksa jauh dari rumah. Meninggalkan istri, anak, serta orang tua. Langkah tersebut semata dilakukan agar warga cepat membaik. Selain itu, membendung persebaran Covid-19.
HAH atau tempat isolasi lainnya bukan merupakan tempat pengasingan. Namun, sebuah ikhtiar agar kondisi badan warga kembali membaik. Covid-19 tidak menginfeksi anggota keluarga lain. ’’Dengan pindah ke sini sementara, kita melindungi keluarga,’’ jelasnya.
Mantan kepala Bappeko Surabaya itu meminta pasien menjadikan HAH sebagai tempat yang nyaman. Rumah kedua bagi pasien Covid-19. Agar menjadi tempat yang nyaman, pemkot bakal melengkapi sejumlah fasilitas.
Pertama, kebutuhan internet. Eri meminta seluruh pasien bisa mengakses wifi. Dengan begitu, mereka mendapatkan hiburan. Ketika jiwa mendapatkan hiburan, harapannya imunitas meningkat.
Kedua, peningkatan gizi makanan. Pemkot akan menambah asupan protein. Tujuannya, mempercepat penyembuhan pasien dalam perawatan.
Yang tidak kalah penting ialah kegiatan. Alumnus ITS itu berharap pasien bisa tetap menjalankan aktivitas. Contohnya, berolahraga dan beribadah. ’’Perbanyak zikir serta salat berjamaah,’’ paparnya.
Eri juga memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan (nakes). Dia berharap dokter dan perawat terus bekerja dengan maksimal. Karena tanpa bantuan nakes, pemkot tidak bisa melewati masa pandemi korona. ’’Saya titipkan kepada panjenengan,’’ terangnya.
Seusai memberikan motivasi, Eri menjelaskan bahwa pemkot juga memperhatikan pasien dan nakes. Upaya itu dilakukan agar pasien bisa secepatnya pulih. Menurut dia, pasien yang menjalani isolasi membutuhkan dukungan. Sebab, mereka jauh dari keluarga. ’’Isolasi ini untuk melindungi warga,’’ tuturnya.
Sementara itu, pemkot terus berperang melawan Covid-19. Sebab, dari informasi, kasus virus korona terus meningkat. Pasien dalam perawatan pun bertambah.
Bukti itu terlihat dari persentase bed occupancy ratio (BOR). Angkanya mencapai 89,19 persen. Beberapa hari lalu berkisar 88 persen.
Persentase positivity rate juga bertambah. Sebelum Lebaran lalu, Surabaya sempat membaik. Angkanya di bawah 5 persen. Saat ini naik menjadi 19 persen.
Kepala Bagian Humas Febriadhitya Prajatara menjelaskan, angka itu menunjukkan Covid-19 di Surabaya belum hilang. Justru terus bertambah. Dia meminta warga terus meningkatkan kewaspadaan. ’’Walaupun sudah divaksin, prokes tetap dijaga,’’ paparnya.
Pemkot sudah melakukan langkah antisipasi. Pertama, menggeber uji usap. Swab test yang menyasar seluruh kawasan.
Langkah lain, seluruh rumah sakit diminta bersiap. Menghadapi lonjakan pasien. Caranya dengan menambah ruang perawatan Covid-19.
Pada bagian lain, pemkot juga berencana berkoordinasi dengan dua wilayah. Yaitu, Sidoarjo dan Gresik. Sebab, penanganan virus korona harus melibatkan kawasan lain.
Sidoarjo dan Gresik merupakan tetangga Kota Pahlawan. Tidak sedikit warga wilayah itu yang bekerja di Surabaya atau sebaliknya. Nah, dari hasil pertemuan dengan Forkopimda Jatim, tiga daerah itu bakal merancang pemakaian surat izin keluar masuk (SIKM).
Baca Juga: RT, RW, Lurah, dan Camat, Wajib Data Warga Surabaya yang Toron
Pengendara dari Surabaya yang hendak ke Sidoarjo harus membawa SIKM. Isinya nama, alamat lengkap, serta NIK. SIKM dikeluarkan wilayah masing-masing. Dengan syarat, pengendara itu telah melampirkan uji usap atau rapid test antigen.
Di wilayah perbatasan, petugas akan melakukan pemeriksaan. SIKM tersebut berfungsi layaknya surat tanda jalan.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!