Pemkot Surabaya Tambah Dua Gedung Isolasi di Asrama Haji

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Pemerintah Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, menambah dua gedung isolasi di Asrama Haji. Itu dilakukan menyusul kasus Covid-19 di Kota Surabaya mengalami kecenderungan kenaikan akhir-akhir ini.

”Ada tambahan dua gedung, kapasitasnya sekitar 160–200. Kalau di IGD masih banyak yang antre, tidak bisa masuk rumah sakit, makanya yang OTG (orang tanpa gejala) bisa di Asrama Haji,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi seperti dilansir dari Antara di Surabaya, Minggu (27/6).

Berdasar data dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id hingga Sabtu (26/6), sebanyak 451 warga terkonfirmasi positif dan saat ini menjalani perawatan di rumah sakit.

Wali Kota berharap agar OTG seperti tidak sesak nafas dan tidak ada keluhan lain, bisa dirawat di Asrama Haji. Sehingga yang dirawat di rumah sakit adalah yang memang benar-benar membutuhkan. Warga Surabaya harus tahu bahwa orang yang dirawat dan isolasi di Asrama Haji sudah sangat banyak, dan sampai Minggu (27/6) pukul 13.00 WIB, jumlah total yang ada di Asrama Haji sudah mencapai 480 orang.

”Walaupun ini OTG, tapi ini perlu diwaspadai betul. Insya Allah yang ada di Asrama Haji cepat sembuh, karena OTG 3–4 hari sudah sembuh. Sedangkan di rumah sakit butuh waktu lama mungkin,” ujar Eri.

Apalagi, lanjut dia, di Asrama Haji itu ada kegiatan olahraga dan senam. Ada salat berjamaah dan tausyiah, sehingga imunnya terus didorong naik. ”Kalau terkena Covid-19 terus bahagia batinnya, Insya Allah imunnya cepat meningkat dan Insya Allah cepat sembuh,” tutur Eri.

Selain itu, dia juga berharap kepada warga Kota Surabaya terus meningkatkan kewaspadaan. Bahkan, dia meminta apabila ada warga yang sudah merasa tidak nyaman dengan badannya karena mungkin kena Covid-19, walaupun belum sesak nafas atau belum dites usap disarankan segera periksa.

”Tolong segera periksa, tolong selamatkan orang tua, anak istri dan keluarga semuanya. Ayo masuk Asrama Haji kalau memang sudah OTG,” papar Eri.

Wali Kota juga menjelaskan, saat ini kasus Covid-19 banyak ditemukan dari satu keluarga. Bukan hanya satu anggota keluarga saja, melainkan semua orang yang tinggal dalam satu atap.

”Saya ini kalau ada orang yang terkena Covid-19 tapi masih pengen di rumah, kan kasihan orang tua, keluarga dan istrinya. Betapa menyesalnya nanti ketika menularkan ke orang yang dicintai. Di Surabaya ini sekarang satu keluarga yang terkena, kalau dulu ibu atau bapaknya saja, tapi kalau sekarang dengan varian baru beda,” terang Eri Cahyadi.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.