Pendidikan Alami Kemunduran, PGRI: Terlalu Sibuk Urusi Administrasi

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan menyampaikan sejumlah uneg-uneg. Menurut dia pendidikan di negeri ini telah mengalami kemunduran. Untuk itu pada momentum Hardiknas dia mengajak untuk meluruskan kembali arah pendidikan sesuai arah dari Ki Hajar Dewantara.

Unifah memandang pendidikan di Indonesia telah mengalami kemunduran. Diantara gejalanya adalah dari aspek penilaian akademik, posisi Indonesia ada di papan menengah bahkan bawah. Seperti pada pengukuran PISA, TIMSS, dan Human Development Index (HDI).

’’Lebih memprihatinkan lagi dari sisi karakter,’’ katanya kepada wartawan Senin (3/4). Seperti masih maraknya korupsi, bahkan dari kalangan milenial. Kemudian penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas. Tawuran pelajar hingga pelanggaran lalu lintas mencerminkan kurang maksimalnya pendidikan karakter di Indonesia.

Menurut dia kemunduran pendidikan di Indonesia disebabkan karena terlalu sibuk membahas masalah-masalah administrasi. Mulai dari urusan kurikulum, penggunaan anggaran, sistem evaluasi dan kelulusan, dana bantuan sekolah, dan berbagai persoalan administrasi lainnya.

’’Pendidikan dikerdilkan menjadi sekadar akademis atau intelektualitas semata,’’ katanya. Sementara roh pendidikan, yaitu pembentukan karakter manusia, seperti terlupakan. Unifah menegaskan persoalan besar yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah hilangnya makna atau roh pendidikan dalam kehidupan berbangsa.

Unifah menegaskan menyalahkan guru untuk kondisi tersebut adalah sangat keliru. ’’Karena guru sejak awal (seakan, Red) dijebak dalam persoalan administrasi,’’ jelasnya. Guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu mengatakan guru dikejar target kurikulum yang sangat menguras tenaga.

Kemudian guru juga dituntut membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan menjalankan analisis hasil ulangan (AHU). Urusan tersebut menuntut konsentrasi tinggi. Belum lagi kewajiban administrasi seperti menyusun silabus, membedah kisi-kisi ujian, dan lainnya.

Unifah mengatakan dalam momentum Hardiknas PGRI mengajak semua pihak merenung kembali. ’’Sudahkan pendidikan kita saat ini sesuai prinsip-prinsip pendidikan kebangsaan yang digagas Ki Hajar Dewantara?’’ katanya. Pendidikan yang menekankan pembentukan karakter siswa.

Urusan pendidikan karakter juga mendapat penekanan dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo. Dia berharap pendidikan di semua jenjang atau tingkatan tidak sekadar mencerdaskan di sisi akademis saja. ’’Tetapi juga mencetak SDM yang memiliki jati diri, karakter, dan pribadi unggul,’’ tuturnya dalam webinar yang digelar Universitas Terbuka (UT) Senin (3/5).

Politisi yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan pembangunan SDM melalui pendidikan harus bersifat utuh atau holistik. Tidak sebatas cerdas dan terampil pada bidang akademik, literasi, serta numerasi semata. Tetapi lebih dari itu pendidikan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, serta akhlak mulia.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.