[ad_1]
JawaPos.com – Pemulihan sektor wisata bakal lebih lama dari perkiraan. Penyebabnya, pariwisata sangat sensitif terhadap kebijakan pemerintah. Tanpa kepedulian pemerintah bahwa kebijakan yang mereka ambil berdampak pada bisnis wisata, sektor tersebut mungkin baru membaik pada 2024.
Pengamat pariwisata Agoes Lis Indrianto menilai bahwa pemerintah belum menemukan solusi yang tepat untuk membangkitkan pasar turisme. “Industri wisata bakal bergerak seiring dengan mobilitas masyarakat. Jadi, solusi apa pun yang diberikan pemerintah tak akan manjur selama mobilitas terbatas,” ungkapnya kemarin (23/4).
Dia lalu berbicara tentang rencana pemerintah memberdayakan warga sekitar destinasi wisata sebagai turis lokal. Itu hanya akan menjadi solusi jangka pendek. Sebab, pada hakikatnya, warga sekitar dan turis lokal maupun turis domestik tidak sama.
Perbedaan utamanya ada pada kadar belanja mereka. “Turis lokal tak akan menghasilkan omzet yang sama dengan turis luar kota atau luar negeri. Mereka enggan belanja oleh-oleh,” ujarnya.
Yang dibutuhkan para pelaku wisata, menurut Agoes, adalah solusi jangka panjang. Salah satunya penelitian terhadap penerapan protokol kesehatan di lokasi wisata.
Jika ada bukti ilmiah yang menegaskan bahwa bertamasya dengan menerapkan protokol kesehatan bisa mencegah penularan, industri wisata akan bangkit lebih cepat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Sinatro menyatakan, kendala bisnis wisata adalah pembatasan kegiatan masyarakat. Mulai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga imbauan tidak mudik.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!