Perusahaan Distribusi LNG Milik Tommy Soeharto Incar Dana Rp 429 M

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Peranan komoditas gas bumi masih dominan sebagai penghasil devisa negara dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Indonesia sempat menjadi negara pengekspor terbesar dunia untuk komoditas gas alam cair (LNG).

Seiring dengan kebijakan pemerintah tentang gasifikasi yang berperan besar dalam kelistrikan sebagai bahan bakar pembangkit, perusahaan distribusi gas alam cair milik Tommys Soeharto PT GTS Internasional Tbk (GTSI) sedang dalam tahap membangun ekosistem rantai pasokan LNG dengan cara mengakuisisi perusahaan terafiliasi yang akan memberikan sinergi terhadap keberlangsungan usaha perseroan.

Direktur GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan, perusahaan berencana membangun permanent FRSU (Floating Storage regacification Unit) untuk Sulawesi Utara. Pembangunan FRSU tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara yang memberikan penghematan yang cukup signifikan kepada PLN Sulawesi Utara.

Dandun mengungkapkan, untuk mendanai akuisisi tersebut, perseroan berencana menghimpun dana antara Rp 286 miliar hingga Rp 429 miliar melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan menjual 2,86 miliar saham baru. Saham bernilai nominal Rp 50 per saham tersebut jumlahnya setara dengan 17,6 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Perseroan juga bermaksud untuk mencatatkan seluruh saham atas nama pemegang saham sebelum perusahaan go public sebanyak 13.419.142.767 saham. Sehingga total saham yang dicatatkan perseroan mencapai 16.279.142.767 saham.

Setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, dana hasil penjualan saham tersebut akan digunakan untuk beberapa hal. Sekitar 64 persen atau setara dengan USD 19,2 juta untuk pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas (Anoa), dengan perkiraan suku bunga 7 persen per tahun dengan jangka waktu pinjaman 8 tahun serta grace periode 2 tahun.

“Pinjaman tersebut akan digunakan Anoa untuk membangun permanent FRSU, yang direncanakan akan dimulai pada Kuartal IV 2021,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (19/8).

Jika dana tersebut sudah dibayarkan kembali kepada perseroan, maka perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan usaha pada masa depan, namun tidak terbatas untuk modal kerja dan belanja modal.

Kemudian, sekitar 20 persen atau USD 6 juta untuk modal kerja perseroan seperti operasional perseroan yang meliputi cadangan docking, membangun war room sistem akuntansi dan keuangan, shipping monitoring online system.

Sekitar 16 persen atau USD 4,8 juta untuk penyertaan modal kepada Anoa. Dengan penyertaan dana tersebut diharapkan akan memperkuat struktur permodalan dan modal kerja di Anoa, sehingga mampu memberikan kontribusi secara konsolidasi dan stabilitas pendapatan Perseroan selama sekitar 15 tahun ke depan.

Perkiraan Masa penawaran awal saham GTSI dijadwalkan akan berlangsung pada 19 Agustus hingga 25 Agustus 2021, dengan perkiraan tanggal efektif pada 31 Agustus 2021, sehingga perkiraan penawaran umum akan berlangsung tanggal 2 – 6 September 2021 dan tanggal penjatahan pada 6 September. Sedangkan perkiraan penjatahan saham dan distribusi secara elektronik pada 7 September, kemudian listing diperkirakan pada 8 September 2021.

Sementara yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi saham GTSI adalah RHB Sekuritas Indonesia, PT Mirae Sekuritas Indonesia dan PT Reliance Sekuritas Indonesia.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *