[ad_1]
JawaPos.com – Hasil survei nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) menyatakan, mayoritas orang tua setuju untuk dilaksanakannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sebesar 43,9 persen orang tua setuju, sementara 32,2 persen ragu-ragu dan 23,9 persen tidak setuju.
Atas survei tersebut, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, keinginan untuk PTM ini begitu tinggi di tengah wabah Covid-19. Bahkan, ia mengaku kaget akan banyaknya orang tua yang menginginkan anaknya untuk kembali bersekolah.
“Saya kaget juga, bayangan saya di bawah 20 persen, orang tua cukup punya kepentingan untuk kembali ke sekolah,” ungkap dia dalam telekonferensi pers Survei Nasional P2G, Minggu (11/7).
Menurut dia, ini mencerminkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak efektif. Salah satunya orang tua yang yang merasakan keterbatasan sarana prasarana di rumah, akibat hal ini mereka meminta PTM dilaksanakan.
Untuk itu, semangat para orang tua ini perlu disikapi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yakni dengan tidak bersikap pasif atau pasrah dengan keadaan. Perlu ada solusi untuk PTM terbatas inim
“Saya ingin Kemendikbudristek tidak bersikap pasrah begitu saja di saat kita mengalami darurat pendidikan. Saya lihat ada sikap pasrah, bagaimana terkait situasi. Sikap pasrah ini, saya kira perlu ditebus dengan cara pro aktif mengambil inisiatif memenuhi keinginan orang tua untuk PTM,” terangnya.
Khususnya di kala PPKM Darurat ini yang memaksa institusi pendidikan di wilayah tersebut wajib melakukan PJJ. Waktu ini dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kebijakan PTM terbatas. “Apakah begitu saja Kemendikbudristek menerima ini (PJJ akibat PPKM Darurat), mumpung sampai tanggal 20 (Juli), cari lah terobosan yang melampaui sikap pasrah. Ini harus dicari solusinya,” tandasnya. (*)
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!