Pokja UGM Sebut Varian Delta dari India Belum Terdeteksi di Jogjakarta

oleh

[ad_1]

JawaPos.com–Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan varian virus korona B.1.617.2 atau disebut varian Delta dari India belum terdeteksi muncul di Daerah Istimewa Jogjakarta.

”Sampai pemeriksaan (sampel) terakhir belum terdeteksi,” kata Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Gunadi seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta, Senin (14/6).

Selain varian Delta dari India, dia bersama timnya juga mengaku belum mendeteksi adanya varian baru virus korona lain yang masuk kategori variant of concern (VoC) atau yang perlu mendapat perhatian. Pokja Genetik UGM secara rutin melalukan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) sampel virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di Jogjakarta dan Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan.

”Sejak 2020 hingga awal Juni 2021, tercatat 44 sampel virus korona di wilayah Jogjakarta telah diperiksa,” terang Gunadi.

Meski hingga kini belum terdeteksi, menurut dia, belum bisa disimpulkan bahwa varian baru tersebut sama sekali tidak ada di Jogjakarta. Sebab, jumlah sampel baru yang diperiksa masih sedikit.

”Itu data sejak tahun lalu. Kalau sampel-sampel yang baru masih sedikit,” ujar Gunadi.

Surveilans genom untuk melacak kemungkinan munculnya virus SARS-CoV-2 varian baru di Jogjakarta, kata dia, akan terus dilanjutkan. Pokja UGM telah mendapatkan laporan dari sejumlah otoritas kesehatan, termasuk RSUP Sardjito serta Dinkes Sleman mengenai temuan kasus Covid-19 yang memenuhi kriteria untuk diprioritaskan dilakukan WGS atau pengurutan genom virus korona.

Dia menyebut, ada enam kriteria yang ditentukan Kemenkes, antara lain kasus penularan Covid-19 terjadi secara cepat, orang terinfeksi meski sudah divaksinasi, penularan pada kelompok tidak rentan seperti anak-anak, orang yang baru mendarat dari luar negeri, munculnya kasus reinfeksi, serta kasus kematian Covid-19 dengan komorbid penyakit menular lain seperti HIV.

”Kami akan terus (melakukan pemeriksaan genom). Kalau di Jogjakarta ada enam kriteria itu, akan terus kami running,” ujar Gunadi.

Sebelumnya, Gunadi menyebut dari 1.171 sampel virus korona hasil WGS yang dikirimkan Indonesia kepada platform data virus influenza internasional (Gisaid) hingga 25 Mei, sebanyak 45 sampel mengandung varian baru yang terdiri atas 16 varian Inggris, 27 varian India, dan 2 varian Afrika Selatan.

Dia menegaskan, dari 45 sampel itu, tidak ada yang berasal dari Jogjakarta.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.