[ad_1]
JawaPos.com – Identitas polisi penembak pemuda kulit hitam di Amerika Serikat akhirnya terkuak. Dia adalah polisi perempuan senior bernama Kim Potter. Sebelumnya Potter secara fatal menembak seorang pria kulit hitam berusia 20 tahun bernama Daunte Wright pada Minggu (11/4) dalam razia lalu lintas di Brooklyn Center, Minnesota, Amerika Serikat.
Kepolisian setempat berdalih Daunte telah menabrak mobil lain yang menyebabkan seorang tewas dan seorang lainnya luka. Polisi kemudian melakukan pengejaran terhadap Daunte dan terjadilah insiden penembakan tersebut. Daunte kala itu mengendarai mobilnya bersama pacarnya.
Potter yang melakukan penembakan akhirnya mengundurkan diri pada Selasa (13/4). Dia mundur bersama dengan kepala kepolisian kota itu.
“Saya mengajukan pengunduran diri saya dari Departemen Kepolisian Brooklyn Center yang efektif dalam waktu dekat,” kata Potter, 48, dalam surat yang diperoleh media setempat.
“Saya yakin ini merupakan kepentingan terbaik bagi masyarakat, departemen, dan rekan-rekan sejawat saya jika saya segera mengundurkan diri,” imbuh Potter.
Baca juga: Kerusuhan Pecah Buntut Polisi AS Tembak Mati Pemuda Kulit Hitam
Kepala Kepolisian Brooklyn Center Tim Gannon juga turut mengundurkan diri seperti disampaikan Wali kota Mike Elliott dalam jumpa pers pada Selasa (13/4) sore waktu setempat.
Kendati demikian, sang wali kota mengatakan pihaknya belum menerima pengunduran diri Potter, dan kantornya masih meninjau surat tersebut. Potter sendiri telah dibebastugaskan sementara usai penembakan itu.
Sementara Gannon pada Senin (12/4) menuturkan kepada wartawan bahwa saat kejadian, Potter keliru menekan pelatuk pistol. Dia mengira menekan pelatuk pistol kejut, dan faktanya Potter menekan pelatuk pistol peluru tajam. Gannon lantas mengatakan penembakan yang menewaskan Daunte merupakan penembakan yang tidak disengaja.
“Tidak ada kesimpulan yang bisa dibuat sebelum penyelidikan selesai,” kata Asosiasi Petugas Kepolisian dan Perdamaian Minnesota dalam sebuah pernyataan yang dirilis sebelumnya. Pihak kepolisian lantas menyerukan agar aksi protes digelar secara damai.
Sementara itu, pengacara keluarga Daunte menegaskan belum bisa menerima peristiwa berdarah itu merupakan kecelakaan. “Keluarga Daunte tidak siap menerima bahwa kejadian ini (kematian korban) merupakan sebuah kecelakaan,” ungkap Jeffrey Storms, pengacara keluarga Daunte.
Pengacara keluarga Daunte lainnya, Ben Crump, menyebut penembakan itu sepenuhnya dapat dicegah dan merupakan tindakan tidak manusiawi.
Seperti diketahui, usai penembakan tersebut, kerusuhan pecah lantaran aksi protes insiden tersebut. Pengunjuk rasa melanggar jam malam dan turun ke jalan. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata dan senjata kejut untuk membubarkan pengunjuk rasa. Sementara beberapa dari pendemo melemparkan botol, kembang api, dan batu bata serta proyektil lainnya ke arah petugas keamanan publik.
Brooklyn Center, kota berpenduduk sekitar 31.000 jiwa, hanya berjarak beberapa kilometer dari Minneapolis, tempat persidangan kasus pembunuhan oleh mantan petugas polisi Derek Chauvin yang menewaskan pria kulit hitam George Floyd pada Mei 2020.
“Kami akan memperjuangkan keadilan bagi keluarga ini, sama seperti kami memperjuangkan saudara kami,” ujar Philonise Floyd kala menyampaikan belasungkawa keluarganya kepada keluarga Daunte Wright.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!