[ad_1]
JawaPos.com–Penganiayaan yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Lembah Napu, Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, murni aksi teror. Warga setempat diimbau tetap tenang.
Kabid Humas Polda Sulteng Didik Supranoto seperti dilansir dari Antara mengatakan, aksi teror yang dilakukan MIT Poso untuk menakut-nakuti warga di Desa Kalimago. Diimbau agar masyarakat tetap tenang, mengingat Satgas Madago Raya sudah melakukan pengejaran dan penyisiran di sekitar wilayah Lembah Napu.
”Ini murni aksi teror yang dilakukan MIT Poso. Tujuan teror itu untuk menakuti, kalau kita takut berarti tujuan teror itu berhasil,” ujar Didik.
Dia menambahkan, saat ini kondisi perkampungan di Desa Kalimago masih kondusif dengan penjagaan dari TNI/Polri. Lokasi kejadian berada di perkebunan dengan jarak sekitar 2 kilometer. Warga diminta tidak panik namun tetap waspada jika melakukan aktivitas di perkebunan.
”Kalau ada orang-orang yang mencurigakan segera dilaporkan kepada aparat terdekat, baik itu TNI maupun kepolisian,” kata Didik.
Penganiayaan terhadap empat petani di Desa Kalimago, mengakibatkan empat korban petani meninggal dunia dengan kondisi luka di sejumlah bagian tubuh, Selasa (11/5). Dugaan sementara, pelaku pembunuhan empat petani tersebut adalah kelompok MIT Poso yang melakukan aksi teror di Lembah Napu, Kabupaten Poso.
”Tidak ada luka tembak, hanya luka akibat senjata tajam. Jenazah sudah dievakuasi dan dimakamkan pihak keluarga. Kami menerima keterangan saksi-saksi yang melihat aksi teror MIT Poso kepada empat petani di Desa Kalimago,” ucap Didik lagi.
Hingga saat ini, DPO MIT Poso tersisa sembilan orang dan diduga teroris Poso itu membagi dua kelompok. ”Pengejaran dan penyisiran terus dilakukan, semoga saja pelaku-pelaku ini segera ditangkap,” ucap Didik.
Empat korban ditemukan di dua lokasi (TKP) berbeda di perkebunan kopi di Desa Kalimago. Kejadian itu merupakan aksi teror kedua yang dilakukan kelompok MIT Poso di Desa Kalimago, sebelumnya pada akhir 2015 sejumlah warga sempat disandera.
”Dari keterangan saksi, yang memimpin kelompok teror itu adalah Qatar, salah satu DPO,” tutur Didik.
Menurut Didik, empat korban yang dianiaya adalah PP, LL, SS, dan MS. Saat berada di kebun, sebanyak lima orang tak dikenal mendatangi para petani tersebut dan melakukan aksinya. Selain membunuh keempat orang petani, kelompok yang diduga adalah DPO MIT Poso juga mengambil sejumlah barang milik korban.
”Petani yang curiga dengan keberadaan mereka, langsung lari dan melapor. Selain membunuh, mereka juga mengambil uang dan beberapa barang lain milik korban,” papar Didik.
Berdasar laporan yang diterima, saksi yang memberikan keterangan tidak melihat keberadaan pimpinan MIT Poso Ali Kalora.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!