Ridwan Kamil Sebut BOR Jabar 29 Persen Terendah Sejak PPKM Diterapkan

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.comBed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) terus menurun sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan pada 3 Juli. Setelah sempat menyentuh angka 90,91 persen pada 2 Juli, BOR di Jabar saat ini sekitar 29 persen.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penurunan BOR tidak lepas dari upaya semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, rumah sakit, TNI, Polri, sampai masyarakat, dalam memperkuat fasyankes selama PPKM. Penanganan Covid-19 yang intens membaik, akan disertai dengan percepatan dan perluasan vaksinasi Covid-19.

Saat ini, penyuntikan vaksin Covid-19 di Jabar mencapai 200.000 ribu dosis per hari. ”Berita baiknya Jabar sudah 200.000 vaksinasi per hari. Tertinggi se-Indonesia,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Bandung.

Menurut dia, pemprov akan terus meningkatkan cakupan penyuntikan vaksin Covid-19 hingga 400.000 dosis per hari. Hal itu dilakukan agar target pembentukan kekebalan komunal atau herd immunity pada akhir 2021 dapat terealisasi.

”Target kami 400 ribu per hari agar Desember beres dengan catatan jatah vaksin untuk kami 15 juta per bulan bisa dipenuhi kemenkes,” tutur Ridwan Kamil.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi penurunan BOR di Jabar. ”Terima kasih Pak Gubernur memang angka-angka di Jabar ini saya lihat spektakuler membaik terus, terutama BOR-nya,” ucap Luhut.

Sejak PPKM diterapkan, menurut Luhut, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 maupun kasus aktif terus menurun. ”Saya kira kondisi di Jawa-Bali terus mengalami perbaikan, kasus terkonfirmasi turun 76 persen dan kasus aktif turun 53 persen dari puncaknya. Namun kita harus tetap waspada,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut meminta daerah untuk memaksimalkan perawatan pasien Covid-19 di tempat isolasi terpusat (isoter) agar lebih tertangani. Apabila 75 persen pasien isoman bisa dipindahkan ke isoter, kasus akan lebih terkendali.

”Kalau 75 persen isoman bisa dipindahkan ke isoter itu sudah pasti bisa mengendalikan, untuk itu saya minta ini jadi perhatian semua agar isoter dilakukan secara masif,” papar Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut melaporkan, saat ini, kematian pasien isoman masih terbilang tinggi, termasuk kematian pada ibu hamil akibat varian delta. ”Terdapat kecenderungan kematian ibu hamil akibat varian delta, kemarin Pak Presiden sudah berikan arahan agar ada isoter sendiri untuk ibu hamil,” tutur Luhut.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.