RUU HIP Menghilangkan Keromantisan Bernegara

oleh
RUU HIP
Foto: Aktifis Se Sumatra

Opini (IM) – Sebenarnya yang menciptakan kebencian adalah, ketika ada orang yang ingin merubah sesuatu yang kita cintai.

Ketika kita sangat mencintai nilai-nilai luhur Pancasila, namun dibalik itu ada oknum-oknum dan kelompok-kelompok yang ingin sekali mengubah Pancasila itu sendiri, tentu hal ini kebencian akan tercipta.

Kita mesti kabarkan, kita mesti tegaskan bahwa Pancasila sudah final, Pancasila sudah mendarah daging, Pancasila sudah sangat mesra dengan rakyat Indonesia, tak perlu lagi diubah-ubah, diperas-peras, karena itu justru akan menghilangkan kemesraan dalam bernegara.

Banyak ideologi-ideologi ekstrim yg kemudian masuk ke Indonesia, liberalisme neoliberalisme, sekulerisme, imperialisme, komunisme, Neo kolonialisme, Inilah yang mestinya para ideolog-ideolog kaji dan atasi, bukan justru memperkeruh dan mengubah-ubah Pancasila.

RUU HIP yang kemudian isi nya mengeliminasi 5 sila menjadi Eka sila, ini tentu menjadi persoalan yang sangat menghawatirkan, kalau kemudian para ideolog punya rasionalisasi bahwa Eka sila Tidak mengurangi substansi dari 5 sila, lantas kenapa Pancasila mesti diperas? Pakai saja yang ada mengapa repot-repot berkonflik dengan rakyat? Sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan siapa sebenarnya yang mengajukan RUU tersebut.

Apa motif nya? Apa urgensinya?

Innalilahi wa innailaihi rojiun, hari ini Indonesia sedang berduka, Indonesia sedang terluka, Indonesia belum sembuh dari covid 19 yang menewaskan ribuan nyawa rakyat Indonesia, kita semua sedang berjaga-jaga untuk melawan covid 19. Namun dibalik ketegangan kita, ada kelompok-kelompok dari rakyat kita yang sedang merencanakan untuk menyerang ideologi kita,

Resonansi kebangkitan komunis terdengar disetiap penjuru indonesia, sebab bukan tidak mungkin hadirnya RUU HIP mendorong perselingkuhan dengan ideologi-ideologi ekstrim dan akan menyebabkan tumbuh berkembangnya ideologi-ideologi itu di Indonesia.

Indonesia adalah negara bertuhan, kita semua bersepakat dengan bung Karno, bahwa kalau kita Islam tak perlu kita tinggal menetap di Arab, karena diindonesia kita bisa berislam, kalau anda Hindu tak perlu diindia, diindonesia anda bisa berhindu, dan lain sebagainya, kami sangat setuju, tapi bukan kemudian ada oknum-oknum yang mencoba menunggangi pidato bung Karno untuk mengubah Pancasila. maka dengan sangat tegas ini mesti ditolak.

Kebutuhan rakyat Indonesia bukan pada perubahan Pancasila, tapi praktik bernegara dalam pengamalan Pancasila, karena Rakyat kita masih sangat lemah. inilah yg mestinya digalakkan oleh para ideolog, bagaimana pancasila dapat diamalkan oleh masyarakat, oleh pemerintah, dan oleh semua element, agar terciptanya keharmonisan dalam bernegara. Bukan mengubah-ubah Pancasila tanpa ada urgensi didalamnya.

Menurut aktivis mahasiswa padang sidempuan asmar afandi nasution :  RUU HIP jelas belum memiliki kekuatan layak nya pancasila .

Ideologi pancasila sudah jelas merangkul seluruh warga negara . Kesatuan dan persatuan bangsa yg kokoh sudah terlihat di bawah naungan ideologi pancasila, RUU HIP ini sya pkir tidak perlu ada krena tidak sesuai dengan harapan yang ada.  Yang kemudian bisa mengobok negara terkhusus warga negara yang beragam ini.

Seirama dengan pernyataan diatas,  Haprizal Harahap ketua umum gerakan pemuda dan mahasiswa sumatera utara juga ikut berkomentar.  Pancasila sifat nya sudah Final tidak perlu di bahas lagi, pemerintah dan DPR harusnya menghapuskan pembahasan RUU HIP dari PROLEGNAS yang sudah di buat.

Ketika RUU HIP tetap di laksanakan dan disahkan dapat kita simpulkan sementara akan membuka peluang bagi penganut paham komunis dan ideologi lain akan masuk ke indonesia, tentu ini akan menimbulkan kegaduhan dan kekacauan di tengah masyarakat.

Penulis: Ari Permadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.