Saat Ayam Serama Beradu Gaya, Menjaga agar Berdiri Tegak bak Model

oleh

[ad_1]

Kontes ayam serama sudah seperti peragaan busana. Para joki harus pandai memancing satwa peliharaan mereka yang eksotis itu untuk melenggak-lenggok guna jadi jawara.

DI ATAS panggung, ayam serama jantan itu begitu genit. Badannya tegak, dada membusung, sayap mengepak-ngepak, dan terkadang kakinya diangkat satu. Sudah seperti peragawan yang sedang pamer busana di atas catwalk. Didukung dengan bulu dominan kuning dan berekor abu-abu yang indah mengembang, si jantan bernama Torpedo itu bak raja yang tebar pesona.

Faruq, pemilik ayam serama itu, mengungkapkan bahwa si Torpedo memang sudah terlatih lama. Pria yang tergabung di komunitas Ke’lesab itu memantau gerak-gerik ayam serama miliknya pada kontes di area Food Junction Pakuwon City Mall pada Minggu (28/3).

“Semakin banyak ayam mengepakkan sayap, semakin tinggi poin yang diberikan,” ujar Faruq yang berasal dari Madura. Di kontes itu Faruq membawa tiga jantan setinggi jengkal orang dewasa untuk diadu tanding.

Dewan Juri Kontestasi Serama Indonesia Bahari Rizky menyatakan, setiap ayam serama diberi waktu dua menit untuk unjuk peragaan. Para joki bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dengan memberikan aba-aba pada ayam serama. Mereka harus membuat ayam-ayam tampil elegan di tengah cuaca yang terik saat kontes itu. Juga menjaga ayam tetap fokus di tengah keramaian perlombaan. ”Itulah tantangan bagi joki untuk tetap mengontrol konsentrasi ayam saat berlaga,” jelas Rizky.

Para joki juga harus bisa membuat ayam tegak hingga berjalan seperti model di atas panggung. ”Berapa kali ayam bisa mengepakkan sayap, itu memang jadi nilai penting,” imbuh dia.

Perlombaan yang terbagi dalam kategori jantan dewasa, betina dewasa, anakan, dan raja kebas itu memperebutkan juara 1–3 dan harapan 1–2 untuk tiap kategori. Total peserta sekitar 200 orang dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah kerumunan. Mereka berasal dari Madura, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Surabaya, Banyuwangi, Jember, Gresik, dan Sidoarjo. ”Yang terjauh Jogjakarta dan Lampung,” jelas Rizky.

Kontes ayam serama itu juga bisa memacu semangat joki dalam menimba pengalaman. Terutama untuk melihat sejauh mana kelemahan ayam mereka. ”Bagaimana cara melatih ayam agar tegak, berjalan seperti model. Peserta dapat banyak pelajaran dari lomba ini,” ujar Rizky.

”Kalau ayam saya tadi, belum maksimal. Latihannya memang butuh waktu,” kata Rizky Alfiansyah, warga Gubeng yang ikut kategori anakan. Dia membawa empat ayam berusia 6 bulanan. Namanya masih anakan, tentu dibutuhkan waktu panjang untuk melatih ayam bisa bagus dalam penampilan. ”Dibutuhkan kesabaran dalam melatih. Terutama mencegah mereka tidak stres,” ujar Alfiansyah.

Baca Juga: Hadiri Pernikahan Atta-Aurel Hermansyah, Krisdayanti Merasa Deg-degan

Saat bertanding, kesalahan jamak ayam anakan adalah tidak fokus dan memilih terbang kabur dari atas meja. Apalagi, bila suhu panas, ayam jadi tidak nyaman dan memilih ngacir. Melatih ayam serama, kata Alfiansyah, tidak boleh tergesa-gesa. ”Biasanya saya buat terjadwal. Misalnya, tiga sampai empat kali seminggu. Karena kalau tiap hari dilatih pun, ayam bisa stres,” tuturnya. Selain itu, pola makan harus dijaga untuk memaksimalkan kondisi kesehatan ayam.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.