Satu Pesawat, Mengapa Tim Indonesia Mundur dan Pemain Turki Tak WO?

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com-Tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021. Hal ini efek dari instruksi National Health Service (NHS) agar para pemain Indonesia tidak boleh keluar hotel. Tetapi harus menjalani karantina selama 10 hari.

NHS mengirimkan email kepada 20 dari 24 anggota tim Indonesia yang berada di Birmingham. Intinya adalah memerintahkan mereka kembali ke hotel untuk menjalani isolasi sampai 23 Maret.

Tim Indonesia akan berada di Crowne Plaza Birmingham City Centre. NHS menjelaskan bahwa dalam pesawat yang mengangkut kontingen Indonesia dari Istanbul ke Birmingham (13/4), terdapat penumpang yang positif Covid-19.

Dalam email yang dikirim ke anggota tim Indonesia, dijelaskan bahwa jika seseorang berada dalam satu penerbangan bersama orang yang positif Covid-19, maka orang itu harus menjalani masa isolasi selama 10 hari. Meskipun orang tersebut negatif Covid-19 berdasarkan tes terbaru.

Berdasarkan keterangan PP PBSI, empat nama yang tidak mendapatkan email agar menjalani karantina adalah pemain ganda putra Mohammad Ahsan, Irwansyah (asisten pelatih tunggal putra), Iwan Hermawan (kasubid sport science PP PBSI), dan Gilang (massuer). 

Kondisi inilah yang memaksa tim Indonesia mundur dari All England 2021.

Di sisi lain, pemain tunggal putri Turki Neslihan Yigit tidak dinyatakan WO. Meskipun dia berada satu pesawat dengan para pemain Indonesia. Kemungkinan besar, Yigit tidak mendapatkan email dari NHS untuk melakukan isolasi mandiri.

Hal yang masuk akal, bagi NHS, posisi Ahsan, Irwansyah, Iwan, dan Yigit tidak terlacak dekat dengan seseorang anonim yang positif Covid-19 itu.

Menurut Manajer Tim Nasional Indonesia di All England 2021 Ricky Subagja, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dan panitia All England sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, hal ini sudah menjadi regulasi pemerintah Inggris. “Hal ini merupakan kejadian luar biasa menyakitkan dan mengecewakan bagi kami semua,” kata Ricky dalam siaran pers PP PBSI.

Keputusan ini dinilai sangat tidak adil dan begitu menyakitkan. Pemain ganda putra nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon menuliskan di Instagram bahwa sebelum turnamen digelar, terdapat tujuh orang yang postif Covid-19.

Namun, BWF memutuskan melakukan tes ulang. Mereka yang positif berasal dari India, Thailand, dan satu lainnya adalah asisten pelatih Denmark Thomas Stavngaard. Setelah dites ulang, mereka ternyata negatif Covid-19.

Dan inilah yang membuat All England akhirnya tetap digelar walaupun pelaksanaannya molor.

Keputusan memaksa tim Indonesia mundur bertambah menyakitkan karena para pemain Merah Putih menyapu bersih kemenangan di tiga pertandingan pada hari pertama All England.

Tiga wakil tim nasional yang berlaga adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Jonatan Christie.

Pada hari ini, Indonesia sejatinya masih menyisakan pertandingan di tiga sektor lain. Yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran), dan Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra).

Satu wakil Indonesia lainnya yakni ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu masih akan bertanding keesokan harinya waktu setempat.

Dari siaran pers BWF, keputusan mundurnya Indonesia sudah tidak bisa diubah. All England 2021 dipastikan tetap berlangsung tanpa kehadiran Kevin Sanjaya Sukamuljo dkk.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.