Satu Tahap Saja Gagal, Hasil Arwana Super Red Tak Akan Maksimal

oleh

[ad_1]

Setiap kontestasi selalu menuntut lebih untuk menjadi yang terbaik. Pun sama halnya dengan arwana super-red. Mempersiapkan mereka agar siap ”diadu” membutuhkan atensi, waktu, dan modal jauh lebih besar daripada untuk sekadar pajangan.

ADA serangkaian proses dan tahapan yang wajib dilalui dalam menyiapkan arwana kontes. Karena sifatnya wajib, satu proses saja yang tidak maksimal hampir dipastikan hasilnya tidak akan maksimal. Pendiri Iseereds Jakarta Michael Leonard memaparkan, proses melahirkan arwana super-red jempolan bahkan harus dimulai sejak pemilihan bibit. Biasanya, para pemburu mencari bibit dengan anatomi bagus dan seunik mungkin.

Misalnya, kepala dengan kontur sendok yang sempurna. Kemudian sirip dayung yang panjang hingga ekor besar yang memunculkan aura gagah. ”Masalahnya, hunting ikan dengan anatomi bagus itu nggak gampang. Karena orang sudah rebutan,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di Sunter, Jakarta Utara, Selasa (6/4).

Untuk mendapatkan bibit unggulan, para pemburu harus datang langsung ke tempat asal super-red, yakni Kalimantan. Michael telah memiliki indukan yang dikelola kerabatnya di Putusibau, sebuah kecamatan di Kalimantan Barat yang dialiri Sungai Kapuas Hulu. Dalam satu kali masa lahiran, indukan bisa menghasilkan 30–40 bibit baru. Di situlah, proses sortir dilakukan. Bibit dengan anatomi baik akan dibawa ke Jakarta. Sementara itu, bibit yang biasa-biasa saja dilego ke pedagang atau kolektor biasa.

Saat bibit unggul didapat, proses yang tak kalah rumit adalah proses memunculkan warna. Yang bikin rumit karena arwana super-red lahir dengan warna putih. Agar didapatkan warna merah yang menggelora, dibutuhkan sentuhan yang khas. Misalnya, menyediakan ekosistem khusus. Untuk air, Michael harus menyediakan air RO dengan pH dan PDS rendah. ”Air sumur bisa saja nggak maksimal. Kami kan fokus buat ikan kontes. Jadi, untuk naikin warna lebih cepat, air harus lebih soft,” imbuhnya.

Karena kebutuhan air RO banyak, Michael memiliki alat penyaring air yang cukup canggih. Maklum, air akuarium harus diganti setiap hari untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga. Namun, pH rendah saja belum cukup. Bakteri baik juga harus disediakan. Untuk menunjang kebutuhan tersebut, setiap akuarium wajib dipasangi sistem filterisasi yang memadai. Di antaranya, crystal bio, bayorin, kaldness, dan japmat.

Umumnya, warna merah baru mulai kuat pada usia empat tahun. Dan semakin sempurna pada tahun kelima. Selama itu pula, arwana mengalami perpindahan lingkungan. Mulai hidup beramai-ramai hingga menyendiri jika sudah dianggap ”mapan”.

Agar warna yang dihasilkan semakin baik, dinding akuarium harus dipasangi lampu LED dengan spesifikasi khusus. Selain pengganti matahari, lampu tersebut berfungsi mempercepat rangsangan munculnya warna merah. ”Kadang kalau (intensitas, Red) lampu tak pas, bisa jadi warna merahnya gosong agak gelap,” tuturnya.

Makanannya juga tak boleh sembarangan. Menu terbaik, menurut Michael, adalah udang beku. Makanan tersebut dapat menghasilkan warna tubuh yang lebih maksimal jika dibandingkan dengan memberinya serangga dan sejenisnya. Satu ekor super-red usia 4 tahun bisa melahap 12 ekor udang ukuran 3 sentimeter dalam satu hari.

Untuk menambah daya tarik, Michael juga melatih ikan untuk aktif bergerak. Cara yang paling sederhana adalah memberikan teman dalam satu akuarium yang sama. Sebab, selain anatomi tubuh dan warna, kelincahan renang menjadi salah satu aspek penilaian kontes.

Meski membutuhkan modal yang tak sedikit, Michael mengaku cukup menikmati hobi yang dijalaninya sejak empat tahun lalu. Apalagi, kebutuhan operasional akan tertutup jika berhasil melahirkan ikan yang berkualitas. Sebagai gambaran, nilai ekonomi satu ekor super-red usia 4 tahunan dengan kualitas baik di atas Rp 125 juta.

Baca Juga: Kelepasan Memberikan Kode OTP, Akun Pinjaman Online Jebol Rp 23 Juta

”Jadi, hadiah kontes nggak seberapa, tapi ada kepuasan. Apalagi, kalau menang kontes. Harga sudah pasti naik,” kata dia.

Jika mampu dikelola secara benar, memelihara arwana kontes memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan. ”Pasar arwana nggak up and down (naik-turun) kayak cupang. Stabil terus,” pungkasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.