[ad_1]
JawaPos.com – Sempat memutuskan menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca, sejumlah negara Eropa melanjutkan kembali. Penghentian sebelumnya dilakukan setelah muncul laporan efek samping pembekuan atau penggumpalan darah bahkan kematian.
Bulgaria melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca mulai Jumat (19/3) setelah regulator obat Eropa mengatakan bahwa manfaat vaksin lebih besar dibanding potensi risikonya. Kepala Badan Medis Bulgaria, Bogdan Kirilov, menyebutkan investigasi kematian perempuan Bulgaria beberapa jam setelah menerima vaksin AstraZeneca tidak memunculkan hubungan langsung dengan vaksinasi.
“Kami mempunyai semua alasan untuk mencabut penangguhan (penggunaan vaksin) dan mulai memberikan vaksin itu lagi,” kata Kirilov.
Negara Balkan itu memiliki persediaan sekitar 100.000 dosis vaksin AstraZeneca, yang diterima sebelum menghentikan sementara penggunaan vaksin pada Jumat pekan lalu. Sejauh ini 350.700 orang di Bulgaria telah menerima suntikan pertama vaksin AstraZeneca.
Sementara itu, Spanyol juga akan menggunakan lagi vaksin AstraZeneca mulai Rabu depan kata Menteri Kesehatan Carolina Darias. “Keputusan itu disepakati dengan suara bulat sebab khasiat (vaksin) lebih besar ketimbang risikonya, sesuai dengan temuan-temuan dari Badan Pengawas Obat Eropa (EMA),” kata Darias saat acara jumpa pers usai menggelar rapat dengan para kepala dinas kesehatan daerah.
Spanyol dan belasan negara lainnya menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca awal pekan ini setelah adanya laporan atas kasus kelainan darah. Akan tetapi, regulator obat Eropa, EMA, meyakini bahwa manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.
Spanyol berencana melakukan vaksinasi pada 70 persen dari 47 juta penduduknya hingga akhir musim panas. Sampai saat ini telah menyuntikkan dosis pertama vaksin AstraZeneca ke hampir satu juta orang dari total 7,68 juta dosis vaksin yang telah diberikan di Spanyol. Tanda-tanda awal menunjukkan bahwa program vaksinasi telah membantu memperlambat penularan virus Korona.
Tingkat infeksi di Spanyol selama dua pekan terakhir kini berkisar di angka 128 kasus per 100.000 penduduk, berkurang drastis dari puncaknya, 900 kasus pada akhir Januari 2021.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!