Skrining Donor Plasma Konvalesen di Surabaya Diaktifkan Lagi

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Lonjakan kasus Covid-19 mengakibatkan pasokan plasma konvalesen di Surabaya menipis. Setiap hari permintaan yang masuk ke PMI mencapai ratusan kantong. Karena itu, skrining donor plasma konvalesen kembali diaktifkan.

Sebelumnya, skrining diadakan sebulan sekali. Sekarang skrining dilakukan seminggu sekali. Tepatnya setiap Sabtu pukul 08.00 hingga selesai di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI).

”Sabtu (19/6) sudah mulai lagi. Ada 12 orang yang ikut skrining. Hanya tujuh orang yang dinyatakan lolos,” ujar Ketua Pelaksana Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI Radian Jadid Minggu (20/6).

Mereka yang dinyatakan lolos langsung mendonorkan plasma konvalesen di PMI Surabaya. Untuk merekrut calon pendonor dalam jumlah besar, seluruh penyintas Covid-19 yang pernah dirawat di RSLI diminta ikut donor plasma konvalesen. Selain itu, dilakukan sosialisasi terhadap perusahaan-perusahaan.

Komunitas penyintas Covid-19 di Surabaya juga digandeng untuk bisa berkontribusi dalam kegiatan donor plasma konvalesen. Sementara itu, pasien Covid-19 klaster Madura di RSLI mulai sembuh setelah menjalani perawatan 14 hari.

Namun, mereka belum diperbolehkan berinteraksi dengan orang lain. Setelah keluar dari RSLI, seluruh penyintas wajib menjalani isolasi mandiri minimal 7–14 hari. ”Ada 15 pasien klaster Madura yang telah sembuh. Yaitu, 8 laki-laki dan 7 perempuan. Dari tes swab PCR sebanyak dua kali, hasilnya menunjukkan bahwa mereka sudah negatif Covid–19,” terang Jadid.

Jika digabungkan dengan pasien umum dan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur, hingga kemarin pagi (20/6) jumlah pasien sembuh mencapai 33 orang. Tinggal 369 pasien yang dirawat. Dengan kapasitas 410 tempat tidur, pihaknya memiliki 74 unit bed yang kosong.

Sayangnya, persediaan bed belum mencukupi banyaknya pasien yang akan masuk. Hingga kini, antrean mencapai 108 orang. Kurangnya persediaan tempat tidur membuat tidak semua pasien dapat tertampung. Sambil menunggu, mereka harus menjalani isolasi mandiri di puskesmas setempat atau di rumah masing-masing.

”Sambil menunggu adanya ruang kosong, kami usahakan mereka bisa ditangani pada rumah sakit lain,” katanya.

Meski dirawat selama 14 hari, mayoritas pasien klaster Madura telah sembuh saat hari ke-10. Setelah menjalani swab PCR sebanyak dua kali, mereka dinyatakan negatif Covid-19 dan tidak lagi mengalami gejala apa pun.

Menurut Jadid, metode peningkatan imunitas membuat mereka berhasil sembuh lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Dengan keberhasilan tersebut, pihaknya berencana mempercepat pemulangan pasien. Mereka tidak harus menjalani perawatan hingga minimal 14 hari.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Naik, Wali Kota Surabaya Tak Bisa Cegah Toron

Kini, jika sudah dinyatakan sembuh dalam waktu 10 hari perawatan, pasien diperbolehkan pulang. Dengan catatan, setelah keluar RSLI, mereka wajib menjalani isolasi mandiri. ”Dengan begitu, kami bisa menampung pasien yang bakal masuk,” tuturnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.