[ad_1]
JawaPos.com–Kisruh Persebaya vs Pemerintah Kota Surabaya belum berakhir setelah pemkot memutuskan menurunkan harga sewa Gelora Bung Tomo (GBT) dari Rp 22 juta per jam menjadi Rp 11,58 juta per jam. Persebaya mempertanyakan sikap pemkot setelah Kabag Hukum Pemerintah Kota Surabaya Ira Tursilowati mengungkapkan bahwa Persebaya bukan ikon Surabaya, namun hanya perusahaan bisnis.
”Bukan ikon Surabaya. Bisnis itu,” ujar Ira pada Kamis (22/4).
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Persebaya Ram Surahman menjelaskan, Bonek tidak perlu marah atau emosi. Sebab, energi dan waktu untuk emosi bisa digunakan untuk membantu Persebaya supaya lebih berprestasi.
”Mari kita sudahi. Jangan habiskan energi untuk begituan. Ayo sekarang sama-sama bahu membahu menjadikan Persebaya lebih berprestasi. Teman-teman pemkot sudah responsif dan komunikatif. Begitu juga dengan teman-teman dewan sudah jelas menyatakan dukungan selama ini. Mari kita buka lembaran baru untuk sepak bola Surabaya yang lebih baik lagi,” tutur Ram pada Sabtu (24/4).
Hal serupa diungkapkan Mahfudz, sekretaris Komisi B DPRD Surabaya yang juga ketua pansus. Dia menjelaskan, pemkot juga turut andil dalam turunnya harga sewa GBT. ”Itu juga ada andil dari Bu Ira. Termasuk free of charge untuk loading barang sebelum pertandingan. Tanpa keinginan beliau, saya juga pasti akan kesusahan untuk menurunkan harga itu,” ujar Mahfudz dalam laman Instagram @cak.fudz.
Dia meminta kepada Bonek dan warga Surabaya untuk berhenti mengkambinghitamkan seseorang. Mahfudz mengajak seluruh pihak untuk merayakan keberhasilan turunnya harga sewa GBT.
”Mari kita rayakan keberhasilan ini dengan nyaman dan kepala dingin. Jika ada kekeliruan dalam penyampaian oleh siapapun, saya mewakili semua pihak memohon maaf,” kata Mahfudz.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!
