Sri Mulyani Senang Investor Lokal Serap Penjualan Surat Utang Negara

oleh

[ad_1]

JawaPos.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku senang mengetahui hasil penerbitan surat utang ritel (saving bond ritel/SBR) seri SBR010 yang laris manis. Sri Mulyani menyebut, jumlah pembeli surat utang ritel meningkat drastis.

Pemerintah sendiri meraup dana Rp 7.500.118.000.000 dari penerbitan SBR010 itu. Angka itu tembus target awal sebesar Rp 5 triliun. Menurutnya, penjualan laku keras karena pemerintah menawarkan bentuk denominasi yang cukup kecil, sehingga menjangkau semua masyarakat yang ingin berinvestasi.

“Coba dilihat angkanya bahkan sampai digit Rp 118 juta. Jadi tidak ada bayangan kalau saya mau investasi di dalam surat berharga negara atau bonds kayaknya harus punya uang yang puluhan miliar atau puluhan juta. Nggak,” ujarnya secara virtual, Selasa (2/8).

Sri Mulyani mengungkapkan, jumlah investor ritel yang membeli SBR010 mencapai 23.337 investor. Dari angka tersebut sebesar 38,9 persen atau sebanyak 9.068 merupakan investor baru.

“Artinya mereka baru pertama kali mungkin membeli SBR atau surat berharga negara,” ucapnya.

Investor ritel tersebut, kata Sri Mulyani tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Ia mengapresiasi para investor, sebab artinya instrumen negara dipercaya oleh masyarakat.

Bahkan, kata dia, penjualan SBR010 tersebut memecahkan rekor penjualan tertinggi seri SBR non tradable, baik secara nominal penjualan maupun jumlah investor yang membelinya. Padahal SBR non tradable tidak bisa diperdagangkan, artinya investor harus percaya dengan instrumen tersebut hingga jatuh tempo pembayaran.

“Ini sesuatu yang sangat bagus dan memberikan harapan bahwa edukasi dan literasi keuangan menyebabkan basis investor ritel kita makin tinggi dan kesadaran terhadap investasi yang aman juga akan semakin meningkat,” tuturnya.

Dengan demikian, banyaknya investor lokal yang membeli surat utang negara, maka pemerintah optimis ekonomi Indonesia akan lebih stabil. Sebab sumber utang tetap dari dalam negeri dan tidak terpengaruh jika ada gejolak global maupun regional.

“Pedalaman dan juga memperluas investor terutama di level ritel menjadi penting dan ini hanya bisa dilakukan kalau kita melakukan edukasi dan literasi keuangan,” pungkasnya.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *