Tak Ada Sponsor, Proliga Batal, Persiapan SEA Games Terancam

oleh
oleh

[ad_1]

JawaPos.com − Tidak ada kompetisi profesional bola voli tahun ini. Setelah mengalami tarik-ulur, Proliga 2021 akhirnya tidak jadi digelar. Keputusan itu resmi dikeluarkan PBVSI Senin malam lalu (29/3).

Dalam surat yang ditandatangani Direktur Proliga Hanny S. Surkatty itu, ketiadaan sponsor menjadi penyebab utama. Lebih lanjut, Hanny menyebutkan, Proliga baru akan digelar lagi tahun depan. Lebih tepatnya pada Januari−Maret 2022.

’’Bersama ini kami selaku penyelenggara kompetisi bola voli Proliga 2021 menyampaikan bahwa sampai saat ini kami belum mendapatkan konfirmasi dengan pihak sponsor Proliga 2021,’’ tulis Hanny.

Keputusan tersebut disayangkan beberapa pihak. Namun, Manajer Surabaya Bhayangkara Samator Hadi Sampurno berusaha memaklumi keputusan itu. Dia menilai, penyelenggara lebih mempertimbangkan aspek keselamatan daripada prestasi.

’’Tetapi, di sisi lain, ada kendala dari segi prestasinya. Karena prestasi tertinggi voli di Indonesia diukur dari Proliga. Kalau tidak digelar, jadi tidak ada ajang untuk menilai konsistensi pemain,’’ ujar Hadi kepada Jawa Pos.

Menurut Hadi, hal itu bisa berpengaruh terhadap persiapan timnas dan pemain. Apalagi, tahun ini ada event SEA Games 2021 dan PON XX.

Para pemain membutuhkan kompetisi agar bisa mengukur hasil dari latihan mereka. Sepanjang 2020 lalu, mereka juga tetap melakukan latihan.

’’Jika Proliga tidak digelar dengan pemain asing karena protokol kesehatan, setidaknya masih ada kompetisi yang sifatnya nasional seperti Livoli. Jadi, pemain punya kesempatan mencoba hasil latihan,’’ imbuh Hadi.

Steering Committee Jakarta BNI 46 M. Adil juga mengungkapkan kekecewaannya. Pihaknya bahkan sudah mempersiapkan tim putra dan putri untuk mengikuti Proliga 2021.

Namun, Adil berusaha memahami keputusan PBVSI itu. Menurut dia, dalam masa pandemi seperti ini, kondisi memang cukup sulit. Biaya operasional diperkirakan juga akan membengkak untuk mengikuti aturan baru sesuai protokol kesehatan.

’’Biaya operasional untuk satu tim sekitar Rp 9 miliar untuk satu musim. Itu dari persiapan sampai final. Sudah termasuk pakai pemain asing. Kalau mau persiapan juga dari jauh hari. Kan nggak bisa langsung besok main,’’ tutur Adil.

Dia berharap, meski tidak ada Proliga tahun ini, ada kompetisi lokal yang bisa dijalankan. Mengingat sepak bola dan basket bisa menjalankan hal tersebut. ’’Sebentar lagi PON dan SEA Games. Harus ada latihan. Karena selama setahun ini kan mereka (pemain) tidak ada pertandingan. Mudah-mudahan bisa jadi pertimbangan PBVSI lagi,’’ ungkap Hadi.

[ad_2]

Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!

Tentang Penulis: Redaksi

Pimprus
Website media INFOMURNI merupakan website resmi yang berbadan hukum, Berisikan berbagai informasi untuk publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.