[ad_1]
Ponorogo, IDN Times – Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengatakan bahwa usaha menuntaskan problematika sosial di setiap daerah memerlukan peran serta akademisi. Kajian mereka dinilai mampu menjabarkan konteks permasalah hingga solusi penanganannya.
“Yang memahami kondisi penduduk setempat kan kajian dari universitas. Saya tidak ingin salah saat memberikan kebijakan untuk menangani masalah di situ (suatu daerah),” kata Risma saat melakukan kunjungan kerja di Ponorogo, Minggu (27/12/2020).
1. Permasalahan sosial muncul karena beberapa faktor
Ia lantas menyatakan sempat berkoordinasi dengan Rektor Rektor Universitas Papua; Universitas Nusa Cendana, Kupang; dan Universitas Cenderawasih di Jayapura untuk mengetahui kondisi di sana. Nantinya, informasi dan kajian intelektual dijadikan salah satu pertimbangan untuk bertindak.
“Kita tidak tahu kan, ini bukan hanya masalah kebudayaan, kondisi,” ujar mantan Wali Kota Surabaya ini kepada sejumlah wartawan.
2. Penerima bantuan diharapkan meningkatkan kemandirian
Yang jelas, menurut Risma, penanganan permasalahan sosial membutuhkan kesadaran dari warga. Terutama bagi warga kurang mampu dalam memanfaatkan bantuan dari pemerintah yang diterima. Mereka diharapkan mampu meningkatkan kemandirian.
“Tidak bisa tergantung pada orang lain dan ini tidak bisa diteruskan,” kata dia. Oleh karena itu, ia juga memberikan bantuan berupa bibit lele kepada kelompok penyandang disabilitas di Ponorogo.
3.Bantuan sosial akan berkelanjutan
Ke depan, ia juga merencanakan program pendampingan bagi para penerima bantuan. Terutama dalam pengembangan ketrampilan yang dapat dijadikan bekal menjadi lebih mandiri. Dengan demikian, Risma optimistis permasalahan sosial akan teratasi. Ini seperti apa yang pernah dilakukannya sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
“Kalau ke sini (kunjungan kerja ke suatu daerah) beri bantuan, bukan begitu. Saya kepingin bantuan ini sustainable, bisa terjaga,” kata Risma.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!