[ad_1]
Diakui atau tidak, tetapi jika anak menunjukkan tanda-tanda sebagai anak yang manja, mungkin kamu telah melakukan kesalahan sebagai orangtua. Memang, semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak, tetapi terkadang niat baik pun dapat menimbulkan efek negatif. Pola asuh orangtua bisa sangat bervariasi, tetapi semuanya berdampak pada perkembangan dan perilaku anak.
Salah satu sikap buruk anak yang dipengaruhi oleh pola asuh orangtua adalah anak menjadi manja. Meskipun normal bagi anak-anak untuk bertingkah manja sesekali, ada saatnya orangtua harus menyadari bahwa ini bisa berkembang hingga dewasa. Dan, sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali pola asuh kita sebagai orangtua.
Berikut daftar kesalahan yang dilakukan orangtua yang memicu anak menjadi manja.
1. Memberi hadiah pada perilaku buruk anak
Tak jarang, saat anak mengamuk, orangtua kemudian membujuk anak dengan iming-iming sesuatu yang anak sukai, misalnya es krim, permen, atau mainan, hanya agar anak tenang. Tentu saja, ini merupakan solusi yang mudah dan sederhana, namun sulit untuk membantu anak menjadi mandiri jika kamu tidak bisa mengatakan “tidak” pada anak.
Menyerah pada permintaan anak, terutama saat mengamuk, hanya membuat anak belajar bahwa orangtuanya akan menyerah selama dia berteriak dan menangis. Ini adalah perilaku yang dipelajari, yang menjadi respons terkondisi. Jadi, anak akan melanjutkan perilaku itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
2. Terlalu melindungi anak dari dunia nyata
Setiap orangtua pasti merasa berkewajiban untuk menjaga anak dari bahaya. Secara alami, orangtua melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk melindungi anaknya. Walaupun begitu, tidak masuk akal jika orangtua selalu menyelamatkan anak setiap kali ada yang salah.
Gaya pengasuhan ini merupakan ciri dari helicopter parenting, yang berpotensi mencegah anak menjadi individu yang berani, mandiri, belajar dari kesalahan, dan mampu memecahkan masalah sendiri. Pola asuh ini juga dapat menyebabkan perilaku nakal dan mengganggu kemampuan anak untuk berkembang setelah menghadapi tantangan. Untuk membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, pastikan kamu menghindari praktik helicopter parenting.
3. Menjadikan anak bos di rumah
Sebagai orangtua, wajar jika kamu merasa perlu memenuhi setiap kebutuhannya. Tapi, bukan berarti kamu bisa membiarkan anak bertingkah layaknya bos.
Ingatlah bahwa peranmu sebagai orangtua bukanlah untuk melayani anak-anak, melainkan untuk memelihara mereka sambil menetapkan batasan. Batasan ini adalah tentang bagaimana membangun ketahanan pada anak-anak, bukannya memberikan semua yang anak minta.
4. Menyalahkan orang lain atas kesalahan anak
Kamu tidak bisa menerima kenyataan bahwa anak bisa berbuat kesalahan, dan kamu dengan cepat membelanya setiap kali seseorang melaporkan padamu bahwa anak melakukan kesalahan.
Misalnya, jika gurunya mengatakan bahwa anak tidak memperhatikan di kelas, kamu otomatis menyalahkan guru dengan alasan membosankan dan tidak bisa memberikan pelajaran yang menyenangkan. Atau ketika anak bertengkar di taman bermain karena dia tidak ingin berbagi mainan dengan anak lain, kamu langsung ikut campur dan menyalahkan anak lain dengan mengatakannya tidak bisa bersabar.
Padahal, pola asuh seperti ini adalah sebuah kesalahan besar. Sebab, jika kamu bertingkah seolah anak tidak bisa berbuat salah, kamu hanya akan memberikannya lebih banyak kesalahan. Sikap seperti ini membuat anak tidak akan pernah belajar bahwa ada konsekuensi atas tindakannya dan berpikir dia bisa lolos dari setiap kesalahan.
5. Memberi mereka rasa berhak yang istimewa
Kamu ingin anak tahu betapa istimewanya dia, sehingga tiap kali ia menyelesaikan tugas kecil, kamu merayakannya dengan meriah. Tetapi, memperlakukan anak seolah dia adalah pusat alam semesta bukanlah cara membangun kepercayaan diri seorang anak. Justru, perilaku ini akan membangun rasa berhak dan tidak akan membantumu dalam membesarkan anak yang tangguh.
Berlebihan dalam memanjakan, memuji, dan membantu anak menyelesaikan rintangan sama artinya dengan merampas kesempatan anak-anak untuk mandiri, belajar dari kesalahan, atau beradaptasi dengan kesulitan.
Sebagai orangtua, peranmu bisa diibaratkan seperti menanam benih masa depan anak-anak. Agar mereka menjadi orang yang lebih baik, kamu juga harus menjadi orangtua yang lebih baik. Jadi, antisipasi setiap sikapmu yang berpotensi membuat anak menjadi manja dan bantu anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs idntimes.com, klik link disini!