[ad_1]
JawaPos.com – Pembangunan frontage road (FR) Sidoarjo kembali digarap. Targetnya, akhir tahun ini FR yang selesai sepanjang 1.600 meter. Hanya, masih ada 29 lahan yang belum bisa dibebaskan. Sebanyak 14 lahan terganjal dua pihak yang saling klaim kepemilikan. Sementara itu, 15 lahan lainnya masih dalam persiapan tahap appraisal.
Meski begitu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBM SDA) Sigit Setyawan mengaku optimistis FR bisa selesai sesuai target. Ada dua tim yang bertugas. Pertama, tim yang fokus pada pembangunan fisiknya. Kedua, tim yang menyiapkan lahan. ’’Termasuk meratakan lahan itu sehingga lahan pada rumah yang dibongkar bisa segera dikerjakan,’’ kata Sigit.
Pihaknya tidak menuntut pelaksana pembangunan FR itu harus lembur. Yang terpenting, target jalan 1,6 kilometer itu selesai sampai akhir tahun. ’’Kontraktornya sanggup,’’ katanya. Jika dilihat, progres pembangunannya memang belum kelihatan. Belum sampai pengaspalan. Saat ini petugas masih menyiapkan lahan agar bisa dibangun. Sebab, kondisi lahannya berbeda-beda, tidak bisa langsung dibangun. ’’Misalnya, ada bagian yang bekas sawah. Jadi, perlu diuruk. Nanti dipadatkan baru dibangun. Saat ini masih proses itu,’’ kata Sigit. Kemarin alat berat diterjunkan. Truk bermuatan pasir juga terlihat hilir mudik ke lokasi.
Pekerja tampak menggarap pengurukan di lahan bekas milik Brigif marinir Gedangan di Jalan Ahmad Yani. Yakni, sisi selatan patung pesawat Aloha. Titik itu adalah titik lanjutan pembangunan frontage tahun lalu yang menghasilkan jalan sepanjang 200 meter. Lahan itu diuruk karena sebelumnya adalah sawah. Dengan demikian, butuh ditinggikan terlebih dahulu sesuai tinggi jalan sebelahnya.
Selain menguruk, pekerja menggeser tiang listrik di titik itu. Sesuai rencana, pengerjaan proyek tersebut dilakukan di dua sisi. Sisi satu selebar 12 meter dan sisi dua selebar 8 meter. Dengan demikian, lebar jalan total mencapai 20 meter.
Terkait dengan pembongkaran bangunan, memang belum semua bisa dibongkar. Di titik yang akan dibangun tahun ini, yakni antara Aloha dan perempatan Gedangan atau Jalan Raya Betro, masih ada 29 bidang lahan yang belum dibebaskan. ’’Itu termasuk 14 bidang lahan yang tumpang tindih,’’ kata Sigit. Maksudnya, ada dua pihak yang saling mengklaim memiliki lahan tersebut. ’’Ini nanti diserahkan ke pengadilan. Titip bayar,’’ lanjutnya.
Namun, pihaknya berkomitmen untuk segera menyelesaikan itu. Pihaknya menyebut sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Termasuk menyiapkan konsinyasi pada lahan yang tumpang tindih itu. ’’Kami upayakan agar bisa cepat, terutama tanah yang belum itu, karena jangan sampai mengganggu jadwal dari kontraktor,’’ pungkasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!