[ad_1]
JawaPos.com – Kedatangan vaksin Shinoparm sebanyak satu juta dosis ke Indonesia akhir April 2021 lalu, jadi penanda pelaksanaan program vaksinasi Gotong Royong akan segera dimulai.
Satu juta dosis vaksin tersebut memang diperuntukkan bagi program vaksinasi Gotong Royong yang berbeda dengan program vaksinasi pemerintah.
Juru Bicara Menteri BUMN dan Koordinator Komunikasi Publik KPCPEN, Arya Sinulingga menyampaikan, 17 Mei 2021 nanti setelah Idul Fitri, akan dilaksanakan vaksinasi Gotong Royong. Hal ini dilakukan untuk percepatan herd immunity.
Pemerintah sendiri sudah menjalankan program vaksinasi gratis bagi semua masyarakat sejak Januari 2021 lalu. Kendati begitu kalangan pengusaha di bawah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) berupaya membantu Pemerintah
“Caranya adalah para pengusaha ini ingin memvaksinasi karyawan atau buruhnya. Inilah kontribusi mereka untuk Pemerintah dan untuk negara. Dana, pembeliannya, dan proses vaksinasinya ditanggung oleh teman-teman swasta yang terdaftar oleh KADIN,” kata Arya Sinulingga dalam keterangannya, Senin (10/5).
Pemerintah telah mematangkan peraturan agar vaksinasi Gotong Royong nantinya tidak boleh dibebankan kepada karyawan atau buruh. Langkah ini menghindari terjadinya komersialisasi vaksin Covis-19.
Pengadaan vaksin untuk program Gotong Royong ini pun dilakukan oleh Pemerintah atau BUMN. Namun dalam pelaksanaan vaksinasinya itu nanti, akan menggandeng pihak swasta.
Baca Juga: Mudik Dilarang Tapi WNA Boleh Datang, PKS Yakin Ada Kongkalikong
Wakil Ketua Umum KADIN, Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan sejak Februari-Maret 2021 sudah hampir 17.832 perusahaan yang mendaftar ke KADIN. Jumlah pesertanya hampir mencapai 8,6 juta.
“Sekali lagi, niatan KADIN ini, untuk bisa membantu Pemerintah, mencapai herd immunity,” ucap Shinta.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covis-19 Bio Farma Bambang Heriyanto
menyampaikan, Bio Farma ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam pengadaan vaksin Gotong Royong ini nanti.
“Untuk vaksin Sinopharm, anak usaha Bio Farma, Kimia Farma, akan menjalankan pengadaan hingga distribusinya ke fasilitas kesehatan swasta maupun milik holding Bio Farma,” terangnya.
Bambang juga menekankan, apa yang dilakukan pemimpin perusahaan tersebut pada prinsipnya sejalan dengan pemerintah.
“Hanya beda dalam pembiayaannya saja. Kalau kita menunggu program Pemerintah, berarti kita harus menunggu giliran. Kalau nanti vaksinasi Gotong Royong, tetap juga gratis diberikan, tapi nanti ditanggung oleh perusahaan,” pungkasnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!