[ad_1]
JawaPos.com – Pengembangan desa wisata merupakan program prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
Untuk mengelola desa wisata rintisan menuju desa wisata mandiri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menekankan pentingnya menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Oleh karenanya, pemetaan potensi kompetensi SDM di desa wisata perlu dilakukan. Misalnya, potensi kompetensi SDM di bidang pariwisata bisa dilihat dari kemampuan dalam mengelola homestay atau menjadi pemandu wisata. Sedangkan pada bidang ekonomi kreatif, kompetensi SDM dapat dipetakan dalam mengelola kuliner atau menjadi pengrajin kriya dan fesyen.
“Di tahun 2021 SDM ini menjadi fokus dari Kemenparekraf. Kita telah melakukan pemetaan kompetensi SDM di 67 desa wisata, tapi jumlah ini masih kurang, dan kita akan terus tingkatkan dengan kolaborasi. Sudah ada 14 asosiasi atau komunitas, dan 20 perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Kemenparekraf,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Selasa (27/4).
Setelah melakukan pemetaan SDM, lanjut Sandiaga, pihaknya akan memfasilitasi pelatihan berbasis kompetensi bagi SDM di desa wisata melalui up skilling maupun reskilling yang disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan di tiap desa wisata.
Baca Juga: Reformasi ASN, Naik Pangkat Tiap Dua Tahun dan Usia Pensiun Ditambah
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, AHY: 1 Nyawa Prajurit TNI Sangat Berharga
Selain menciptakan SDM yang unggul, komponen yang diperlukan dalam kemajuan desa wisata antara lain atraksi, amenitas, aksesibilitas, serta aktivitas di desa wisata.
“Jika seluruh komponen terpenuhi, urbanisasi masyarakat dari desa ke kota diharapkan dapat berkurang, karena banyak aktivitas ekonomi yang diciptakan. Selain itu, desa wisata dapat menjadi upaya dalam melestarikan dan memberdayakan potensi budaya lokal dan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di kalangan masyarakat,” kata Mas Menteri.
Sebagai catatan, pada 2019, sektor pariwisata menyumbangkan nilai devisa nomor dua terbesar di Indonesia setelah sektor migas, sebesar 16,9 miliar dolar AS.
Sedangkan, sektor ekraf menyumbangkan sebesar Rp 1,1 triliun terhadap PDB Indonesia. Untuk itu, dengan adanya pengembangan desa wisata diharapkan mampu mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi secara nasional.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!