[ad_1]
JawaPos.com – Rancangan format Liga 2 2021 menghadirkan polemik. Opsi pembagian empat grup dengan adanya delapan tim yang terdegradasi menjadi alasannya.
Format kompetisi empat grup Liga 2 mengemuka dalam paparan PSSI dan PT LIB saat rapat koordinasi dengan Polri. Menurut rencana, roda kompetisi akan berputar enam bulan.
Nantinya, fase grup yang tiap grup diisi enam tim memulai kompetisi pada Juli dan berakhir September.
Dua tim teratas tiap grup akan melaju ke delapan besar yang dimainkan pada Oktober hingga November. Setelah itu, masuk babak semifinal yang juga akan dimainkan pada November. Sedangkan babak final digelar pada Desember.
Persiba Balikpapan menjadi salah satu tim yang berteriak lantang terkait penolakan empat grup. Presiden Persiba Gede Widiade menegaskan, rancangan format Liga 2 itu tidak sepadan dengan masa persiapan tim dan pendanaan yang dikeluarkan klub.
Karena itu, pihaknya mengusulkan Liga 2 tetap mengusung konsep kompetisi penuh. Namun, jika tidak memungkinkan karena kondisi pandemi, bisa dibagi dua grup.
Mantan bos Persija Jakarta itu menuturkan, kesulitan dalam bidang keuangan tak hanya dialami peserta Liga 2. Seluruh peserta kompetisi yang diselenggarakan PT LIB dan PSSI juga mengalaminya. Termasuk Liga 1.
’’Jadi, tidak fair apabila Liga 1 menggunakan sistem kompetisi normal, sedangkan Liga 2 dengan sistem home tournament empat grup. Apalagi yang terdegradasi delapan,’’ katanya kepada Jawa Pos, Senin (7/6).
Protes senada dilayangkan manajemen satu-satunya klub Liga 2 asal Jatim Hizbul Wathan FC. Klub lain yang dengan tegas menolak format empat grup adalah Semen Padang FC.
Ada yang menolak, juga ada yang mendukung. Dewa United salah satunya. CEO Dewa United Kevin Hardiman menuturkan, format kompetisi empat grup dibuat dengan sejumlah alasan logis mengikuti situasi dan kondisi saat ini yang masih dalam masa pandemi Covid-19.
’’Karena PSSI dan PT LIB tentu tak mau ambil risiko memakai format lama yang punya potensi tinggi meningkatkan persebaran virus Covid-19,’’ bebernya.
Kevin mengakui format empat grup kurang ideal. ’’Kita juga harus jujur mengakui kalau sikon pandemi saat ini pun bukan sikon yang ideal buat beraktivitas,’’ tambahnya.
Kevin menyatakan, jika akhirnya Liga 2 memakai format kompetisi empat grup, Dewa United FC juga akan mengajukan diri sebagai tuan rumah salah satu grup.
Sebagai tuan rumah, pihaknya sudah memilih Stadion Benteng Taruna di Jalan Rawa Legok, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Untuk menjadi tuan rumah, pihaknya bakal berupaya mengoptimalkan atmosfer kompetisi di stadion dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19.
Di sisi lain, Perserang Serang menyerahkan seluruhnya kepada PSSI dan PT LIB terkait format kompetisi. Manajer Perserang Babay Karnawi menyebutkan, timnya tidak masalah mau menggunakan format dua atau empat grup.
Yang terpenting, klub yang ditunjuk menjadi tuan rumah tidak boleh memainkan pertandingan di kandang sendiri. Ada dua alasan baginya. ’’Yang pertama soal fair play. Dan kedua untuk mencegah kerumunan dari suporter tuan rumah,’’ katanya.
Sekjen PSSI Yunus Nusi menuturkan, pihaknya menunggu kesepakatan yang dibangun PT LIB dan klub peserta kompetisi untuk menjadi bahan dalam pengambilan keputusan di rapat exco yang belum ditentukan. ’’Karena keputusan-keputusan PSSI selalu berdasar dan mengakomodasi keinginan-keinginan yang layak dari klub,’’ ucapnya.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!