[ad_1]
JawaPos.com – Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani terus meminta agar warga yang isolasi mandiri (isoman) pindah ke Rumah Sakit Lapangan (RSL) Gelora Joko Samudro (Gejos). Bahkan, dia menjanjikan voucher belanja senilai Rp 200 ribu bagi yang dirawat di isolasi terpusat (isoter).
Yani, sapaan karib Bupati Fandi Akhmad Yani, Senin siang (23/8) bersama jajaran forkopimda dan para Kades di Gresik melakukan rapat koordinasi di halaman belakang gedung kantor bupati. Ketika menerima informasi soal keinginan warga tersebut, bupati berusia 36 tahun itu langsung setuju. Yakni, terkait kebutuhan makan sehari-hari keluarga yang ditinggal isoter.
Mendapat usulan demikian, Yani yang merupakan alumnus Universitas Airlangga Surabaya menyatakan akan menyiapkan voucher belanja untuk keluarga kurang mampu yang mau isoter. ’’Bagi masyarakat gakin yang terpapar Covid-19 dan siap diisolasi terpusat di RSL Gejos, kami akan memberikan voucher belanja dan akan kami siapkan di posko Covid-19 di eks Wilker. Perawatan isolasi terpusat di RSL Gejos lebih terpantau dan paling hanya seminggu sudah pulang,” ucap Yani.
Menurut dia, pemindahan itu harus segera dilaksanakan karena perintah Presiden RI Joko Widodo kepada gubernur Jatim, Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jawa Timur, serta para bupati dan wali kota se-Jawa Timur beberapa saat yang lalu. Kabar baik bagi masyarakat Gresik karena dari data Dinas Kesehatan Gresik, tingkat hunian rumah sakit/bed occupancy ratio (BOR) rujukan Covid sebesar 16,27 persen atau hanya 88 orang. Jumlah pasien Covid aktif di Gresik sangat menurun, yakni tinggal 490 orang dan 402 pasien masih melaksanakan isoman.
Atas penurunan itu, Yani menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Namun, dia tetap mengingatkan agar semua aparat pemerintah tidak boleh lengah dan tetap melaksanakan pengetatan protokol kesehatan.
’’Kami mengumpulkan para Kades dan lurah serta tiga pilar di kecamatan secara mendadak hanya untuk sebuah komitmen bersama untuk pelaksanaan isoter ini secepatnya. Kalau pemerintah desa tidak mau membantu, kami akan kesulitan melaksanakan ini. Bila tidak mau isoter pakai mobil ambulans, bisa dengan mobil siaga dan silakan tinggal telepon ke posko” jelas Yani.
Penekanan seperti yang disampaikan Yani juga dikemukakan Komandan Kodim 0817 Gresik Letkol Infanteri Taufik Ismail dan Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto. Sesuai perintah dan target hingga Jumat, pihaknya ditugaskan untuk segera membawa pasien isoman ke RSL Gejos.
”Perintah ini tegas bahwa apabila kami tidak bisa melakukan isoter, kami disanksi harus menjaga pasien isoman 24 jam. Tentu kami akan perintahkan Danramil dan Babinsa saya untuk menjaga,” ujar Taufik.
Perintah yang sama disampaikan Kapolres kepada anak buahnya yang juga diundang pada rakor tersebut. Bahkan, di hadapan bupati dan anggota forkopimda yang lain, Arief meminta Kades untuk melakukan pengadaan alat rapid test antigen dari dana desa.
”Alat rapid test ini penting untuk membantu mendukung pelaksanaan tracing di desa sebagai antisipasi kekosongan alat di dinkes maupun puskesmas,” terang Arief.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!