[ad_1]
JawaPos.com – Peningkatan testing merupakan suatu cara untuk menemukan dan melacak kasus Covid-19. Tes antigen juga sudah diakui sebagai salah satu metode skrinning untuk melacak pasien Covid-19. Namun ternyata ada beberapa jenis tes antigen. Salah satunya adalah antigen nasal.
Masyarakat umumnya enggan melakukan swab karena rasanya tak nyaman atau sakit. Dengan tes swab antigen nasal, diyakini akan lebih nyaman karena spesimennya diambil dari dinding hidung.
Dalam edukasi Abbott Panbio antigen nasal, pakar kesehatan dr. Andira Utami sekaligus founder gerakan Pintar Sehat Peduli & Health Consultant mengatakan swab antigen sudah menjadi rutinitas saat ini. Selain dukungan melalui gaya hidup bersih dan sehat (konsumsi gizi seimbang, olahraga, berjemur, ASI untuk bayi) dan vaksinasi, menurut dokter yang juga penyanyi ini, tes swab antigen diperlukan sebagai upaya preventif dan skrining guna mencegah semakin meluasnya penyebaran virus berbahaya tersebut di klaster keluarga.
“Hal ini sangat penting mengingat hingga saat ini, klaster keluarga sekarang menjadi kontributor terbesar dalam kasus Covid-19 di Indonesia, yang menjadi indikasi bahaya penularan penyakit tersebut sudah sampai pada unit terkecil masyarakat,” katanya secara daring baru-baru ini.
Seluruh anggota keluarga saat ini memiliki risiko terkena Covid-19. Karena itu skrining dengan tes antigen dianjurkan rutin dilakukan. Apalagi jika ada anggota keluarga yang terpaksa masih harus selalu keluar rumah. “Skrining ini berfungsi untuk mencegah lebih meluasnya Covid-19,” tambah dr. Andira.
Namun swab antigen dalam keluarga juga bukan persoalan sepele. Swab terbagi menjadi beberapa metode. Selain nasal, ada pula swab dengan metode nasofaring yang umum dikenal masyarakat seringkali menjadi momok tersendiri karena dianggap tidak nyama atau sakit.
Menurut dr. Andira yang sering menangani tes swab di lapangan mengakui, pasien yang takut swab biasanya akan memberi respone dengan gerakan tubuh mundur atau menjauh. Hal seperti ini bisa membuat pengambilan sample menjadi tidak presisi. Apalagi jika sang pasien kemudian bersin-bersin. Selain menjadikan pengambilan sampel tidak tepat, respon itu juga menyebarkan risiko penularan kepada nakes melalui droplet yang mereka sebarkan.
Menurutnya, alat tes antigen nasal yang lebih ramah bagi pasien memberikan solusi, karena jenis pengambilan sampel nasal mudah dilakukan. Pengambilan spesimen dilakukan hanya di dinding hidung dengan kedalaman 2 centimetet dari permukaan. “Tes antigen nasal tidak sakit dan sama sekali tidak menyeramkan,” ujar dr. Andira.
Tip Hindari Covid-19
Lebih jauh terkait pencegahan dan minimalisir meluasnya kasus Covid-19 di klaster keluarga, dr. Andira memberikan tips keluarga dalam menjalani pandemi berikut ini. Pertama, pastikan keamanan orang dewasa yang harus menjaga anak kecil di rumah. Kedua, aturan pencegahan yang spesifik adalah cuci tangan dengan cara yang benar.
Ketiga, saat memasak diusahakan sampai tingkat kematangan optimal karena kuman tidak bisa dilihat secara kasat mata. Keempat, olahraga untuk meningkatkan imun. Kelima makan bergizi. Tidak mengapa persiapan memasak menjadi lebih lama karena untuk mendapatkan multivitamin alami, yang bisa memperkuat ketahanan tubuh kita. (*)
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!