[ad_1]
JawaPos.com–Potensi tsunami di wilayah selatan Jawa diperkirakan akan terjadi setinggi 29 meter. Hal itu diungkapkan Kepala BMKG (Badan Meteoroligi Klimatologi Geofisika) Dwikorita Karnawati dalam webinar bertema Kajian dan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Jawa Timur, pada Jumat (28/5).
Dalam webinar tersebut, Dwikorita Karnawati mengatakan, aktivitas kegempaan di Jawa Timur memang sedang mengalami peningkatan. ”Sebelum gempa yang kekuatannya 6 SR kemarin, kami sudah curiga sejak akhir tahun,” ujar Dwikorita Karnawati.
Dari hasil analisis adanya peningkatan aktivitas kegempaan di Jawa Timur yang dilakukan BMKG serta tsunami yang pernah terjadi di Jawa Timur, BMKG membuat simulsi permodelan secara matematis potensi terjadinya gempa.
”Untuk Jatim, seluruh potensinya tinggi maksimum itu 26 sampai 29 meter di Kabupaten Trenggalek. Waktu datangnya tsunami tercepat 20 sampai 24 menit di Kabupaten Trenggalek,” jelas Dwikorita.
Sayangnya, potensi tsunami itu tidak bisa diperkirakan tempat dan lokasinya. Sebab, tidak hanya di Kabupaten Trenggalek, juga di beberapa kabupaten lain di Jatim dengan tinggi ombak yang bervariasi.
”Di sisi lain, genangan juga dapat mencapai 22 meter. Sampai masuknya juga cukup jauh ke dalam sampai di Pantai Sumbreng, Trenggalek,” ungkap Dwikorita.
Ketika dikonfirmasi, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri mengatakan, apa yang dikatakan kepala BMKG tersebut adalah potensi terburuk. Artinya bisa terjadi, bisa tidak.
”Kenapa para peneliti menyampaikan itu, sebenarnya tujuannya untuk mitigasi terutama kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Sekali lagi itu bukan prediksi. Tapi potensi. Bisa iya bisa tidak,” tegas Ma’muri.
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!