[ad_1]
JawaPos.com – ’’Surabaya memiliki banyak hutan kota. Seperti di Pakal serta mangrove di Wonorejo. Ayo, siapa yang bisa menyebutkan fungsi hutan kota?’’ ucap Wali Kota Eri Cahyadi di depan puluhan siswa Jumat (16/4).
Sejumlah siswa bergegas mengangkat tangan. Mereka berebut menjawab pertanyaan itu. Salah satunya Utari Fatma. Pelajar kelas IX SMP Giki II itu ditunjuk Eri untuk menjawab. ’’Sebagai cadangan oksigen,’’ ucapnya.
Fatma mendapatkan dua jempol dari Eri. Tanda jawaban yang disampaikan itu benar. Kemudian, pria 43 tahun tersebut meminta jawaban lain. Raditya Wardhana mendapatkan giliran selanjutnya. Pelajar SMPN 19 itu menjelaskan, hutan kota menyediakan pemandangan alam yang indah. ’’Bisa dijadikan tempat wisata,’’ tuturnya.
Mendengar jawaban Raditya, Eri memberikan tepuk tangan. Namun, ada satu fungsi hutan kota yang belum disebutkan. Yang paling penting. Yaitu, sebagai serapan air. Dia mencontohkan, mangrove mampu menjadi penahan dari gelombang pasang. ’’Sehingga Surabaya tidak banjir,’’ jelasnya.
Ya, kemarin 20 siswa SMP negeri dan swasta berkumpul di SMPN 1 Surabaya. Mereka mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka. Kegiatan itu bertajuk Sinau Bareng Pak Wali.
Dalam kegiatan tersebut, Eri didapuk sebagai guru. Mantan kepala bappeko itu mengajar selama satu jam. Materi yang disampaikan seputar potensi Kota Pahlawan. Mulai dari kekayakan alam, metropolis memiliki banyak hutan kota. Untuk sumber daya alam nonhayati, dia menyebutkan kawasan industri. Misalnya, di Rungkut. Sementara itu, pengembangan kawasan permukiman terletak di Kecamatan Sambikerep.
Suami Rini Indriyani itu juga mengajak siswa mencintai produk lokal. Memakai pakaian, sepatu, hingga makanan dan minuman hasil UMKM. ’’Siapa lagi kalau bukan warganya yang memajukan UMKM Surabaya?’’ terangnya.
Tidak sekadar memberikan motivasi. Lewat Sinau Bareng Pak Wali itu, pemkot menelaah kesiapan sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Lantas, kapan PTM berjalan? Eri menjelaskan, minggu lalu pemkot bertemu dengan Pemprov Jatim. Dalam rapat itu, pembukaan sekolah dibahas. Pemprov Jatim memberikan kepastian. ’’Insya Allah, Juli sudah berjalan,’’ ujarnya.
Pembukaan sekolah itu tidak hanya berlaku di tingkat SMP. Pelajar SD serta SMA pun bisa kembali belajar di dalam kelas. Namun, memang ada aturan ketat agar kebijakan itu tidak memicu persebaran Covid-19.
Eri menjelaskan, sebelum PTM dihelat, sejumlah tahapan dilakukan. Pertama, simulasi. Selepas Lebaran, seluruh sekolah menggelar geladi bersih. Yang kedua, pemkot menyusun standard operating procedure (SOP). Aturan itu menjadi landasan bagi seluruh sekolah yang menggelar PTM. Saat ini regulasi tersebut tengah disusun dinas pendidikan (dispendik).
Ada sejumlah poin yang tertuang di dalam SOP itu. Contohnya, batasan jumlah pelajar yang ikut PTM. Pada tahap awal, sekolah diisi 25 persen. ’’Setelah dievaluasi, perlahan ditambah,’’ ucapnya.
Siswa yang masuk bergantian. Misalnya, diatur nomor urut ganjil dan genap. Juga pengaturan kelas. Selain itu, sarpras dipelototi. Sekolah harus melengkapi kebutuhan pembelajaran pada masa pandemi. Contohnya, menyediakan wastafel, mengatur jarak antarsiswa, serta menyediakan hand sanitizer.
Yang tidak kalah penting adalah kesehatan tenaga pendidik. Pemkot memastikan seluruh pengajar sudah disuntik vaksin. Imunisasi itu merupakan antisipasi agar tidak muncul klaster sekolah.
Kepala Dispendik Supomo mengatakan, hampir seluruh sekolah sudah menggelar persiapan PTM. Mulai sekolah negeri hingga swasta. ’’Hampir seluruhnya siap menggelar PTM,’’ jelasnya.
Dispendik juga telah melakukan sosialisasi. Pengumuman tersebut disampaikan kepada wali murid. Setelah itu, menghimpun kesediaan orang tua. Mayoritas meminta PTM dihelat.
Bagi warga yang menolak PTM, pemkot tetap memberikan pelayanan. Sekolah menyediakan pembelajaran online. ’’Kami pastikan seluruh siswa mendapatkan ilmu,’’ ucap mantan kepala dinas sosial (dinsos) itu.
Baca Juga: Ditelepon Ratusan Kali sebelum Tabungan Ludes Rp 50 Juta karena OTP
Sementara itu, Ketua MKKS SMP Swasta Erwin Darmogo menjelaskan, sekolah swasta siap menggelar PTM. Mayoritas sudah melakukan simulasi. Saat ini tinggal satgas percepatan penanganan Covid-19 melakukan pengecekan prokes.
Total ada 262 sekolah swasta. Ketika hendak buka, lembaga pendidikan tersebut harus membentuk satgas mandiri. Selain itu, mengatur jam pembelajaran. ’’Nanti maksimal tiga jam,’’ terangnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
[ad_2]
Sumber: Berita ini telah tayang di situs jawapos.com, klik link disini!